Lihat ke Halaman Asli

The Art of Living

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Source : Excel Philosophy

...

Ada sebuah film pendek menarik yang dibuat oleh Spencer Cathcart. Film pendek ini mempertanyakan mengenai kebebasan dan sistem edukasi yang kita miliki saat ini, uang, dll. Film ini bisa membuka mata kita mengenai kehidupan yang kita miliki saat ini. Oh ya, film ini juga mengatakan bahwa segala sesuatu saat ini di kontrol oleh sebuah sistem, tapi yang akan saya tekankan disini bukan pada pihak yang mengontrol, tapi sebagian besar dari kita yang dikendalikan oleh sistem. Film pendek tersebut berjudul The Lie We Live

Sebenarnya apa yang kita lakukan di planet ini..? Salah satu poin yang disampaikan video ini adalah, pada dasarnya sebagian besar dari kita memiliki hidup yang sama. Kita lahir, kita ke sekolah, tetapi sebagian besar dari kita tidak mempelajari sesuatu hal yang penting dari planet ini, dan semua itu kita lakukan semata untuk masuk ke 'dunia kerja'. Kemudian kita bangun, pergi bekerja, membayar pajak dan mengulangi lingkaran ini hingga kita mati.

Oh ya, tentu saja ada pengalaman yang kita dapatkan selama kita hidup, tetapi yang jadi permasalahan utama adalah 'kita terlalu terikat dengan lingkaran ini'. Sebagian besar dari kita menjadi budak dari sebuah sistem. Kita terlalu sibuk dengan lingkaran ini, sehingga kita hanya fokus untuk memenuhi kebutuhan dari lingkaran ini.

Saya tidak mengatakan bahwa memenuhi kebutuhan lingkaran ini tidak diperlukan, karena tentu saja sistem itu tetap kita perlukan di zaman sekarang. Tentu saja kita butuh uang, semua orang juga butuh uang karena memang uang itu penting. Tapi kita terlalu terikat dengan uang sehingga kita hanya fokus bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut dan lupa bagaimana caranya menikmati hidup seperti yang seharusnya.

Kita terlalu sibuk dengan melabeli diri kita sebagai umat beragama, sehingga kita hanya terfokus pada agama dan melupakan bahwa ada sesuatu hal yang melampaui agama itu sendiri, akibatnya kita mengkotak-kotakkan diri dalam sebuah agama.

Kita terlalu sibuk dengan pemenuhan kebutuhan yang sudah menjadi kebiasaan bagi kita, sehingga tanpa sadar kita merusak alam. Kita seperti parasit yang hidup di bumi dan merusak alam yang memberikan kita tempat untuk hidup. Karena kita terikat oleh lingkaran ini, kita melihat segala sesuatu sebagai suatu hal yang harus dimiliki. Karena kita terikat oleh lingkaran ini, kita hanya berjalan dan mengabaikan hal-hal kecil di sekitar kita.

Kita merusak alam untuk pemenuhan kebutuhan yang disebut kebahagiaan, tanpa menyadari kebahagiaan sudah inheren dalam diri manusia. Kita lupa caranya hidup dengan khusyuk, menikmati hal-hal kecil di sekitar kita, menikmati hidup seperti sebagaimana yang seharusnya.

Sudah saatnya kita kembali belajar hidup dengan khusyuk. Menikmati teh di pagi hari, menikmati makanan tanpa gadget, memberi waktu untuk diri berhenti sejenak dan menikmati keindahan alam semesta...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline