Lihat ke Halaman Asli

Galang Gelar

Akun ini bersifat sebagai kawah candradimuka

Puisi | Aku Membaca dan Menulis Sepanjang Hidupku

Diperbarui: 2 Oktober 2019   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku membaca, lalu menulis.
Membaca dan membaca, lalu menulis.
Aku membaca dan Aku menulis.
Membaca. Membaca. Menulis.
Aku membaca, lalu menulis.
Membaca. Menulis.

Pernah sekali dalam hidupku,
Aku tak membaca buku, dan tak menulis di kertas.
Namun, pada setiap pintu, dinding, trotoar, rumah, gedung.
Atau di setiap jidat manusia, kepalanya, tubuhnya, kakinya, rambutnya.
Atau pada setiap kerasnya vodka dan manisnya arak.

Atau pada para koruptor, penguasa pasar, dan pada setiap licinnya lubang pelacur.
Selalu saja muncul aksara yang tak kasat mata.

Muncul dalam benak, terpatri di hati.

Aku membaca dan menulis sepanjang hidupku.
Lalu mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline