Lihat ke Halaman Asli

Setangkup Haru Dalam Rindu

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ok

Celoteh Saya Nopember 26th, 2010

Risalah yang awalnya hanya membuat gelisah… Sekarang bertabur rindu dan semakin belenggu.. Membuat di sepelupuk mata semakin basah.. Karena air yang menggenang terlalu berasa… Bertanya rindu..jelas saya rindu.. saya rindu belaian yang dulu pernah menjamah.. bukan nafsu atau syahwat yang bicara.. tapi karna cinta yang meraba.. Saya pun rindu.. dimana saya dapat duduk bersama.. menikmati lantunan lagu berirama.. tanpa harus menggeleng-gelengkan kepala.. Dan semakin rindu.. ketika saya bisa bercengkrama.. tanpa harus bersenggama.. atau apalah namanya.. Oh Tuhan.. sampai kapan dosa ini mengalir deras.. rasanya sekeras batu yang sulit di entas.. atau selembut rambut kemaluan.. yang sudah mulai terkontaminasi.. Saya sadar.. sesadar-sadarnya.. Penulis:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline