Lihat ke Halaman Asli

Tayangan Televisi Nasional

Diperbarui: 8 November 2015   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tayangan Televisi Nasional

 

Saya dari kecil sudah terbiasa dengan pemahaman bahwa televisi adalah media yang menjadi referensi untuk mendapatkan berbagai hal termasuk di dalamnya dalam kategori tayangan yang menyajikan : berita, talk show, hiburan. Akhir-akhir ini saya merasakan bawa televisi kini mulai tidak bisa berperan menjadi referensi atau media informasi ataupun media hiburan bagi masyarakat. hal ini sangat memprihatinkan karena :

1. Tayangan beritanya tidak objective lagi

Kita semua tahu media telivisi mempunyai agenda untuk mengiring opini masyarakat untuk kepentingan politik dan golongan tertentu mari kita kelompokan :

  • MNC Group yang merupakan milik Harry Tanoe Soedibyo (Partai Perindo) jaringan media yang tergabung diantaranya : RCTI, MNCTV, Global TV, Majalah Genie, Koran Sindo, Tv Kabel Indovision, okezone.com, dll
  • Media Indonesia yang merupakan milik Surya Paloh (Partai Nasdem) jaringan medianya : Metro-tv, Koran Media Indonesia
  • Bakrie Group yang merupakan milik Aburizal Bakrie (Ketum Partai Golkar - tidak tahu juga masih ketum yang sah atau tidak karena partainya masih bersengketa) jaringan medianya diantaranya : Tv One, ANTV, viva news.com, dan perusahaan telekomunikasi Esia.
  • Transmedia yang merupakan milik Chairul Tanjung (mantan Meko Perekonomian di masa pemerintahan presiden SBY KIB Jilid II dan juga angota dewan penasehat ekonomi) media yang dimiliki Trans tv, Trans 7, detik.com dan Transvison serta CNN Indonesia.

tentu kita tidak dapat menutup mata bahwa pemilik media-media yang tersebut diatas erat kaitannya dengan kekuasaan dan politik sehingga kita patut menduga ada arahan bahkan campur tangan pemilik media-media tersebut untuk mempengaruhi opini masyarakan khususnya dalam melihat sudut pandang setiap masalah, sehingga media tidak lagi objective tetapi memberikan tayangan berita yang pesanan atupun kepentingan pemiliknya.

sebagai masyarakat kita harus mulai memilah-milah dan tidak lantas percaya sepenuhnya dengan setiap berita yang kita lihat dari tayangan televisi.

2. Tayangan Hiburannya tidak mendidik dan terkadang rasis serta penuh bullying

tidak perlu saya sebutkan satu persatu tayangan hiburan dan talkshow yang saya makasud kalaupun kita bukan penikmat televisi yang reguler pasti kita kadang tidak sengaja melihat tayangan tersebut seperti misalnya yang saya ingat :

  • Siaran Live pernikahan Rafi-Gigi, Anang-Asyanti bukannya tayangan seperti itu merampas hak publik untuk mendaptkan informasi dan hal tersebut bersifat personal dan tidak layak dipertontonkan di televisi apalagi yang ini "Asyanti melahirkan" menjadi tayangan tv dan komsumsi publik bukannya itu pembodohan.
  • Pemberian "spotlight" kepada orang yang jelas-jelas tidak memberi contoh yang baik kepada masyarakat misalnya : Vicky (apa hebatnya dia terlibat banyak kasus kebohongan, mantan narapidana kok bisa orang seperti itu diberi "spotlight") harusnya yang diberi ruang itu adalah orang-orang yang menginspirasi genrasi muda, punya kepedulian sesama dan lingkungannya.
  • Acara gosip dan acara yang telalu banyak mengexpose kehidupan pribadi orang lain, pernikahan, perceraian, selingkuh, segala macam acara gosip (banyak sekali jam tayangnya kayaknya hampir tiap jam ada), facebooker, happy show, janji suci rafi-gigi, bukannya acara seperti itu tidak layak komsumsi untuk anak-anak, tolong dikurangi dan ditertibkan jam tayangnya, misalnya setelah jam 10 malam boleh ditayangkan.
  • Acara live televisi pagi-pagi yang berbungkus cerita acara musik tapi sebenarnya menurut saya bukan karena acara itu lagi-lagi hanya acara yang telalu mengexpose kehidupan pribadi masing-masing pembawa acaranya, saling ledek, saling buka rahasia, penuh bullying dan sering kali medatangkan penonton bayaran yang usia sekolah (saya melihat sendiri karena saya pernah tinggal di daerah grogol), banyak anak usia sekolah karena tergiur iming-iming penonton bayaran mereka memilih untuk bolos sekolah.
  • tayangan sinetron yang sering mempertontonkan permusuhan, kebencian, kekerasan dan hedonisme atau serial tv / sinetron impor yang terkesan latah drama india, drama turki dll.

sebagai warga biasa dan penonton saya merasa hal ini sangat memprihatinkan dan mohon KPI disini punya peran lebih untuk bisa menata dan membuat tayangan tv sehat dinikmati oleh masyarakat. bagi pemilik televisi jangan hanya mengedepankan agenda politik dalam menanyakan berita dan bagi team kreatif dan pengisi acara televisi mohon jangan hanya mengejar rating dan share dan seolah tidak mau tahu tayangan tersebut bermanfaat atau tidak dan berdampak buruk atau tidak untuk masyarakat.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline