Perempuan dan kecantikannya merupakan suatu kesatuan yang identik, kecantikan diartikan sebagai sifat Feminim yang di produksi dari sistim Sosial hingga lama kelamaan terprogram menjadi sebuah Kebudayaan baru. Hari-hari perempuan diyakini dengan sebuah mitos-mitos kecantikan, hal ini membentuk perempuan semakin memuja terhadap Kecantikan.
Dalam hal ini ternyata laki-laki memiliki peran yang cukup andil dalam pembentukkan standar-standar kecatikan perempuan, budaya-budaya patriarki adalah sebuah budaya yang terlahir dari masyarakat sehingga memberi kuasa kepada laki-laki untuk memberi pengakuan atas feminitas perempuan, tetapi disisi lain oerempuan juga suka mencari pengakuan atas feminitasnya dari laki-laki Prabasmoro. Pada akhirnya apapun yang ditampilkan perempuan melaluwi tubuhnya adalah yang ingin dilihat laki-laki.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa pada dunia kecantikan, barat merupakan salah satu Negara yang mulai memperkenalkan Kecantikan lewat Ratu-Ratu Negara mereka, sehingga standar-standar kecantikan dipengaruhi barat.
Jika kita kembali kepada masa lamapau, pada era 30 -- 40an, standar-standar kecantikan dengan bentuk tubuh yang sedikit berisi, pada saat itu tidak ada perempuan yang ingin terlihat kurus seperti perempuan yang tidak makan, bahkan sebagaian masyarakat berfiki bahwa bentuk tubuh ideal perempuan mencerminkan perbaikan kondisi ekonomi, hal ini terjadi karena adanya krisis perekonomian dunia di kala itu.
Nah...
Jika kita perhatikan untuk dimasa kini, tentu keadaan benar-benar berlawanan arah, tren kecantikan seseoprang dilihat dari seberapa modernnya, montoknya, bentuk tubuh yang langsinng, tinggi semampai, serta memiliki bokong dan dada yang padat berisi, tidak hanya itu untuk wajah mereka meletakkan standarnya yang putih, berhidung mancung, pipi tirus, bibir kemerahan, dan rambut yang hitam ataupun sedikt bercahaya. Mau tidak mau untuk mendapatkan standar-standar tersebut diri kita membutuhkan suatu bantuan yang skrng sering kita sebut (Skincare) tentu untuk mendapatkan itu kita mengeluarkan Budget yang tidak sedikit, diindonesia Korea merupakan referensi untuk menuju cantik. Jadi kita tidak heran, kenapa ada Oppa Song Jongki dalam iklan Skincare Indonesia, dan banyak lagi artis-artis korea yang dianggap mampu merefresentasikan Cantik dengan standar yang sudah dibentuk oleh mereka sendiri.
Namun jika kita amati dengan seksama, wacana-wacana kecantikan dan feminitas perempuan tidak dapat lepas dari budaya patriarki yang memebri kuasa kepada kaum laki-laki untuk memebri pengakuan atas feminitas, dan disatu sisinya lagi perempuan juga selallu ingin mencari pengakuan atas feminitas dari pihak laki-laki. Menurut De Beauvoir bahwa terdapat pemujaan kepada perempuan hanya untuk dijadikan sebagai fantasi lelaki, kemudian menjadikan symbol aman, dan symbol kesucian serta keindahan yang sifatnya sangat palsu.
Sedangkan menurut Camila Palgia dimana-mana perempuan cantik diamati dan diusik, ia menajdi syimbol tertinggi nafsu manusia. Berdasarkan fenomena yang terlihat bahwa kalimat "kamu cantik" sebagai sebuah pujian laki-laki terhadap perempuan, jika laki-laki tidak mengeluarkan pujian-pujiannya untuk perempuan berarti perempuan itu ditakdirkan untuk tidak bahagia, dan perempuan sangat bahagia ketika mendengar kalimat "Dia Cantik".
Sebenarnya kencantikan adalah salah satu faktor yang membuat perempuan merasa tertekan dan tertindas, lihat saja banyak perempuan yang rela menghabiskan ratusan juta untuk mempercantik tubuhnya, mulai dari sulam bibi, dagu dan lainnya.
Dan ada satu fenomena yang terjadi di lingkungan penimat media sosial, yaitu aplikasi yang bernama Filter, sebuah aplikasi yang bisa membentuk manusia menjadi manusia paling indah tanpa jerawat, pori-pori dan lainnya, bahkan aplikasi ini bisa membentuk perempuan yang gemuk menjadi kurus.... Wooowww.....
Tapi hal ini tidak bagus untuk kepribadian perempuan, dampaknya perempuan akan banyak mengalami Inseciure berkempanjangan, mental terganggu dan lainnya. memang dunia yang sedang kita duduki saat ini mengalami perubhan zaman yang luar biasa, tetapi dalam hal ini kita harus mampu untuk mengtrol perebuhan tersebut, zaman bolehlah berubah, tetapi tubuh perempuan tidak boleh di kontol oleh zaman. Tubuh perempuan harus dibiaskan dan membiaskan diri untuk menjadi diri sendiri. Maka ketika perempuan menjadi dirinya sendiri dia kana merasakan keistimewaan dan kenyamanan dengan tubuhnya. Jika perempun mampu untuk nyaman dengan dirinya sendiri maka disanalah perempuan akan merasakan Cantik yang sebenarnya.