Lihat ke Halaman Asli

Mami Sudah Bahagia

Diperbarui: 21 Desember 2017   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.detikhealth.com

"Evy, ini nenekmu menjemput. Katanya kamu mau diajak ke Tawangmangu."

Suara Bu Harini --guruku di TK Aisyiyah Palugunan Solo- menyapa telingaku lembut. Segera kualihkan keasikanku dari balok permainan edukatif yang ada di meja kelas.

"Wah, nenek datang ke sekolah ya, Bu?"

Suaraku yang penuh semangat dibalas dengan anggukan lembut dan tatapan sendu dari matanya. Tanpa menunggu lama segera aku melesat mendekati nenek yang sedang berbicara dengan Bu Tamsirin, sang kepala sekolah.

"Ayo Nek, kita pulang! Mami pasti sudah tidak sabar menunggu aku datang. Kita mau ke Tawangmangu ya, Nek?"

Lagi-lagi kutemui pandangan sendu saat nenek merespon pertanyaanku. Sempat aku melihat sudut mata nenek berair. Ada apa dengan orang-orang dewasa ini, sih? Aku benar-benar tidak paham cara berpikir mereka.

"Iya, Nak. Ayo salim dulu dengan bu guru lalu kita pulang!"

Aku mengangguk dan menyodorkan tangan kepada guruku. Saat aku hendak mencium tangan Bu Harini, sontak dia menarik tubuhku dan memeluk dengan erat. Bahunya terguncang-guncang. Kali ini tangisnya pecah sudah.

Kebingunganku pun semakin menjadi-jadi.

----

Sumber: sains.kompas.com

Sampai di rumah nenek kepingan puzzle yang membingungkan sedikit terungkap. Entah mengapa hari itu rumah nenek di daerah Pasar Kliwon ramai sekali. Penasaran, aku pun segera masuk ke ruang tengah. Banyak orang yang duduk lesehan di karpet. Sepertinya mereka kompak duduk menghadap ke satu arah.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline