Lihat ke Halaman Asli

Ujian Nasional yang Menggembirakan

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14307112781230594730

[caption id="attachment_364319" align="aligncenter" width="259" caption="Sumber: www.feunmermalang.blogspot.com"][/caption]

Tahun 2015 ini adalah tahun ketiga saya mendapatkan tugas negara untuk menjadi pengawas Ujian Nasional. Sebuah SMP negeri yang letaknya relatif dekat dengan sekolah tempat saya bekerja menjadi lokasi yang dipilihkan untuk saya bertugas. Pukul 06.05 saya sudah sampai di lokasi. Suasana sekitar sekolah masih sepi. Hanya ada satu penjaga sekolah yang membersihkan halaman dan satu orang guru yang bertugas di ruang pengawas.

Pelan saya langkahkan kaki menuju ruang pengawas. Baru saya seorang yang hadir. Daftar presensi pun belum siap di meja depan ruang pengawas. Tak lama kemudian datang seorang guru untuk menyiapkan konsumsi di ruang pengawas. Awalnya saya tidak tahu kalau dia adalah guru karena pakaian yang dikenakannya adalah baju bebas yang sangat casual. Dengan cekatan dia pun menyiapkan dua piring pisang rebus, dispenser air mineral, dan aneka minuman sachet. Semua berlangsung santai dan menyenangkan. Tak saya temui raut tegang di muka para guru tersebut.

Karena masih sepi saya putuskan untuk berjalan-jalan ke sekitar halaman sekolah. Ada beberapa murid yang sudah datang. Wajah mereka nampak biasa saja. Tak ada raut cemas seperti layaknya orang yang mau menjalani ujian. Sesekali saya dengar mereka bercanda dan bersenandung.

Ketika saya hendak menuju ruang kelas untuk mengawasi jalannya UN pun, masih terus saya dapati paras rileks para murid kelas IX itu. Di depan kelas saat berbaris untuk memasuki ruangan terdengar canda tawa mereka. Aura santai dan gembira itulah yang saya temui saat mereka memasuki kelas hingga berakhirnya waktu mengerjakan soal pada pukul 09.30.

Ujian Nasional 2015 memang berbeda dengan ujian nasional tahun-tahun sebelumnya. Ujian Nasional tahun ini tidak lah lagi menjadi penentu kelulusan seorang murid. Nilai yang didapatkan hanya digunakan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah lanjutan di atasnya, bisa SMA atau SMK. Keputusan untuk meniadakan nilai UN sebagai syarat kelulusan memang menggembirakan bagi murid. Murid tidak lagi terbebani dengan standar kelulusan yang siap mengancam nasib mereka di akhir masa SMP ini. Tidak heran jika mereka nampak lebih rileks dalam menjalani ujian hari pertama dengan mata uji Bahasa Indonesia ini.

Pelaksanaan UN 2015 ini secara umum saya lihat juga lebih bagus dibanding tahun sebelumnya. Di UN 2014 untuk soal Bahasa Indonesia ada ralat soal yang berpotensi membingungkan murid. Untuk tahun ini kejadian serupa itu tak berulang lagi. Semua soal dalam kondisi baik, demikian pula dengan lembar jawaban. Hal ini sangat berpengaruh pada pelaksanaan ujian nasional hari pertaman ini. Kondisi yang lancar dan terkendali tercipta.

Meskipun murid merasa gembira karena UN tidak menjadi penentu kelulusan, namun bukan berarti murid bisa seenaknya dalam mengerjakan soal ujian. Bagaimana pun nasib mereka setelah lulus dari SMP juga akan dipengaruhi oleh nilai yang mereka dapatkan dalam UN. Kalu nilainya tinggi tentu lebih mudah untuk memilih sekolah lanjutan yang diinginkan. Kalau nilainya jelek tentu murid juga akan kesulitan menggapai sekolah lanjutan impian mereka. Boleh lah merasa rileks asalkan tetap serius dalam belajar. Itu kuncinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline