Lihat ke Halaman Asli

Air Mata Ibu Bagai Mutiara

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bila sudah tiba waktu senja. Ku terdiam, mendengar lagu-lagu terindah tentang mu. Tentang ibu. Mengingat saat-saat pertamaku dilahirkan..

Pengorbananmu sungguh besar. Tak pernah aku tahu bagaimana sakitnya, bagaimana sulitnya sekuat mungkin tenagamu menyelamatkanku hingga ku terlahir dengan tangisanyang membuat keringat lelahmu kering seketika menyambut hadirku dengan penuh kelembutan senyummu.

Ibu…..nafasmu adalah hidupku..

Senyum mu adalah ketegaranku

Air matamu adalah mutiara dalam hidupku.

Betapa sulitnya membalas semua pengorbananmu. Aku yang hanya membuatmu susah. Membangunkan saat lelap tidurmu.

Pernah ku ingat kata-kata orang. Bahwa dahulu ketika aku masih bayi. setiap malam ibu tidak pernah tidur. Tangisanku yang selalu mengganggu, Ia menimangku, menyusui, bahkan menggantikan popok ditengah malam.

Kini 20 tahun sudah. Rasanya ingin sekali segera membalas semuanya. Wajah ibu semakin tampak keriputnya. Usianya semakin tua. Rasanya sudah tak pantas Ia bekerja demi aku. namun Ia begitu pandainya menutupi kelelahan dan kesedihannya dengan senyuman nya, hingga Ia tampak terlihat lebih “Muda” Dan “ Mudah” menghadapi apapun. Karena Ibu sudah terbiasa. Terbiasa membawa kemanapun aku dalam kesibukannya.

Ibu….Kau dekap aku, tidur dan merasakan belaian kasih sayang mu, kau elus rambutku, kau cium pipi dan keningku hingga terjatuh air matamu dipipiku.

Tatkala saat kutahu ibu menangis, seluruh raga dan jiwa ini bergetar, dadaku serasa sesak tak sanggup melihat air matamu, tak sanggup mendengar rintihanmu.

Aku tahu ibu, aku tahu betapa perihnya, betapa sakitnya bila kataku sering menyinggungmu. Hanya kata “MAAF “ yang bisa ku ucapkan berharap ibu memaafkan semua kesalahanku.

Andai kata air matamu bisa kusulap menjadi mutiara,maka mutiara tersebut kan kujadikan kenangan dalam hidupku. Kelak bila engkau sudah tiada. Mutiara tersebut yang menjadi kekuatan untukku agar aku selalu mengingatmu danmendo’akanmu semoga Allah selalu mendamaikan hidupmu, dan menjagamu.

Andai air matamu juga adalah air yang suci, maka kan kujadikan sebagai air wudhu untuk sholatku.

Tapi kebesaran hanyalah milik Allah. Sehingga ku takkan pernah mampu mengubah air mata menjadi mutiara dan air yang suci. Namun semua itu tanpa pamrih kau berikan tulus cintamu untukku.

Selalu ku berdo’a dan berharap lewat tangan ini, lewat keringat inilah suatu hari nanti aku bisa membalas pengorbananmu walau takkan sepenuhnya bisa tergantikan.



“ Ibu adalah kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir-bibir manusia, dan ibuku merupakan sebutan terindah kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar kedalam jiwa.”

“Ibu adalah segalanya, ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita dikala nista, ibu adalah air mata cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapapun yang kehilangan ibunya, maka ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan memberkahinya”.

-Kahlil Gibran -

Ibu…..Air matamu bagai mutiara yang menjadi kekuatan untukku agar selalu tegar dan tetap bertahan bila topan sekalipun menyapa senyummu yang seketika hancur bagai karang yang diterjang ombak dilautan maka akan kukembalikan lagi senyumanmu itu,takkan pernah aku rela dan tega membiarkan wajah cantikmu redup karena air mata. air matamu yang mengajarkanku kelak aku akan menjadi seorang ibu sepertimu.

Ibu….

Engkau menangis

Menangis dibalik senyummu

Menangis dalam dzikir mu

Menangis dalam sholatmu. Sepanjang hari selalu kau curahkan cerita sedih mu pada Allah.

Maka takkan pernah rela aku melihatmu menangis tersedu..

Aku ingin selalu membuatmu tersenyum dengan segala ucapan dan sikapku. Ku ingin bahagiakanmu. Kan ku berikan apa yang bisa kuberikan untukmu hari ini satu senyuman sekalipun.

Pelukanmu selalu menjadi kehangatan bagiku. Kehangatan yang mendamaikan hati. Kehangatan yang selalu kurindu.

Putih kasihmu. Belai mesramu. Senyum manismu.selalu membawaku ingin terus bersenandung tentangmu. Andai aku pulpen maka Kaulah Ibu yang menjadi kertas tempat tulisan-tulisanku bersandar. Bersandar penuh makna, harapan dan impian. J

I Love U My Mom……………….

Fb : Annisa Hazmi Vhie

Evy.Novyanti@yahoo.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline