Lihat ke Halaman Asli

Evy Wahyuni

Jadilah diri sendiri dan berkaryalah selagi mampu. Setiap gores aksara mempunyai makna, hiasilah dengan nilai-nilainpositif dan berfaidah

Mengartikan Rindu

Diperbarui: 24 November 2019   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kala malam seperti ini, suara yang terdengar hanyalah bisik malam yang semakin membuai indra penglihatan, mengajak terlelap hingga meleburkan segala rasa di hati,  pun termasuk rindu yang sekadar singgah menyapa alam mayapada  di ujung singgasana hati.

Dulu, kala malam semakin larut, rindu terbahasakan melalui percakapan dan gelak tawa serta  cemburu yang mengintip di balik setiap ujaran kalimat. Bagaimana rindu menyusup begitu melenakan hingga setiap malam hanya menanti sapa manja darinya, "iya, sayang."

Dulu, membahasakan rindu terasa sangatlah sederhana. Hanya melalui denting puisi yang tergores di dunia maya, sudahlah cukup terasa mendebarkan hati. Saling berbalas kata, mengelabui massa dengan indahnya tipuan rasa. 

Cukup rindu ini kubahasakan berdua, tak usah ada yang tahu apalagi hendak  mengusik kerinduanku pada dia yang semakin jauh di mata, tetapi sayangnya selalu ada di hati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline