Lihat ke Halaman Asli

Evy Wahyuni

Jadilah diri sendiri dan berkaryalah selagi mampu. Setiap gores aksara mempunyai makna, hiasilah dengan nilai-nilainpositif dan berfaidah

Tatap Matamu, Duhai Sang Kekasih Part. 2

Diperbarui: 4 Mei 2019   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#part_2

Oh iya gaes, Pak Hamdi itu duda lho. Sayangnya dia masuk dalam jajaran dosen killer di kamusku. Jadi, gak bakalan kujadikan gebetan, emang enak di nyinyirin tiap hari? Bosen juga dong.

Sepanjang perkuliahan berlangsung, aku tak banyak bicara. Takut ntar disuruh maju ke depan, wiih bisa malu sampe nenek-nenek dah. Meski sesekali Pak Hamdi tercyduk melirik ke arahku. Gak boleh ge-er.

Akhirnya dua jam mata kuliah statistik usai sudah. Bosan juga terkurung dalam ruangan, kayak anak ayam disuruh bertelor, gaes. Hehehe ....

Melda menarik tanganku mengajak ke kantin, saat akan ke luar tiba-tiba si dosen duren memanggilku. "Alea ... ke sini sebentar!"

Wiih, killer banget!

Kuhampiri Pak Hamdi, dengan wajah yang semanis mungkin. Padahal pagi tadi aku lupa minum teh yang sudah disediain ibu, moga aja senyumku masih mengandung gula agar Pak Hamdi bisa melunak dikit, gaees.

"Ada apa, Pak?manggilnya mesra banget deh," tanyaku selow.

"Boleh tau, kenapa sampai hari ini tugas yang Bapak berikan dua minggu yang lalu belum kamu setor juga?"

Alamak! Aku salah tebak, kepedean banget gaes.

"Eeeh ... ituu, ehhm ... aduuh maaf saya lupa lagi, Pak, Besok lusa akan saya setor, boleh ya Pak?" Aku memainkan kedipan pada kedua mataku, berharap gak kena marah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline