Di serambi rumah kita bertemu
kau duduk di sana terdiam
Aku duduk di sini termangu
Sementara kilat rindu melegam
Selegam warna kopi di cangkirku
yang diaduk kepedihan malam ini
Aku dihantui ketakutan beragam
sementara mulutku tetap menasbihkan litani lirih
berharap menembus langit
menjumpai sang Tuhan
Agar kau mau memaafkanku
Ku hela nafas di dada
mengambil jedah sekadar menghapus cemas yang diam-diam membekap
Kau bergeming dalam diam yang sama
sementara rambutmu dipermainkan angin tak tentu
Sesekali menutup wajahmu yang muram
Baru saja akan ku katakan rasa
ketika dengan tenang kau berujar lirih:
"Kita tak selamanya bersama!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H