Lihat ke Halaman Asli

Cinta yang Diam

Diperbarui: 15 November 2022   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Yoann Boyer via https://unsplash.com dalam https://www.hipwee.com

Karena rasa cinta ini harus diakhiri

Sebelum mulai menorehkan luka yang lebih dalam

Aku tahu cinta itu membebaskan

Membebaskanku untuk memilih tidak memilikinya

Kemarin kami bertemu lagi. Pendar-pendar cinta bergejolak membuat  wajahku panas. Aku harus menahan lebih kuat tumpuan ke dua kakiku. Sedang ia semakin berjalan mendekat. Tetap dengan senyum yang sama, ketika bayang wajahnya sukses jatuh di kedua bola mataku. Itu awal jumpa dengan bonus luka yang mengintip malu-malu dari kejauhan.

"Selamat pagi. Kamu cantik sekali pagi ini, Nia. Mungkinkah hujan semalam membuatmu nampak lebih fresh," katanya membuka percakapan. Aku hanya tersenyum. Ah, andai saja aku bisa menggenggam tangannya itu.

"Hei. Aku dengar ujianmu berhasil. Selamat ya!" katanya sambil menyodorkan tangannya.

Aku terpana. Apa dia bisa membaca isi hatiku ya? Seluruh wajahku kurasa semakin panas.

"Hei, Nia. Mana tanganmu? Kau biarkan tanganku seperti ini saja?"

Segera ku raih jabatan tangannya. Wajahnya berubah. Tetapi dia lalu tersenyum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline