Dewasa kini, banyak orang tua semakin modern dalam menerapkan pola asuh untuk b ituah hatinya. Alasannya klise, hanya untuk membentuk generasi terbaik dimasa depan. Bahkan dengan catatan untuk memutus mata rantai pola asuh kuno yang dianggap keliru. Banyak cara dalam mendidik anak, dan semua tidak bisa disamakan. Setiap orang tua dan anak memiliki kondisi psikologis yang berbeda satu sama lain. Sehingga tidak semua pola asuh yang sama bisa diterapkan pada anak yang berbeda.
Semakin hari semakin banyak "penemuan" dalam pengasuhan. Salah satunya adalah untuk tidak mempergunakan kata JANGAN
dalam mengasuh anak. Misal, " jangan teriak- teriak ". Diganti dengan " adek bicaranya pelan-pelan ya". Kenyataannya itu SUSAH. Tidak semua kondisi bisa disamaratakan untuk tidak mengatakan JANGAN pada anak. Sebenarnya kata JANGAN jelas merupakan LARANGAN. Jadi, segalanya sesuatu yang bentuknya LARANGAN bisa dikatakan dengan JANGAN. Contoh kondisi dimana memang berbahaya bagi anak dan tidak banyak muncul diotak kalimat pengganti kata JANGAN. Seperti : anak mendekati barang berbahaya, apa masih mungkin berbicara tidak mengucapkan kata JANGAN.
Memang mengganti kata JANGAN dengan kata lain itu memberi kesan orang tua yang demokratis ya. Sedangkan, menggunakan kata JANGAN terkesan otoriter melarang ini itu. Pertanyaannya, apa perlakuan seperti itu bisa diterapkan kesemua anak? Atau bisakah semua orang tua berperilaku seperti itu pada anak? Mengasuh itu tidak mudah. Pada jaman yang dianggap kuno kata JANGAN dianggap hal yang lumrah.
Sebab pada kenyataannya orang tua jaman dulu menganggap semuanya baik-baik saja sekalipun menggunakan kata JANGAN dalam mengasuh anak mereka. Berbeda dengan pandangan pola asuh jaman sekarang yang beranggapan menggunakan kata JANGAN menjadikan anak semakin membangkang. Sekarang, tidak ada orang tua yang merasa pola asuhnya yang terbaik atau terburuk. Yang mereka tahu hanya ingin membentuk karakter anak menjadi lebih baik. Entah menggunakan kata JANGAN atau tidak. Mereka, orang tua yang bertamggung jawab. Anak-anak tidak selalu paham dengan kata pengganti JANGAN yang diucapkan orang tua. Sekalipun ada yang bisa memahami. Sebaliknya, tidak semua anak juga akan menjadi membangkang sekalipun orang tua mereka mengatakan JANGAN pada mereka.
Memang baik, memperbaiki pola asuh demi melahirkan generasi lebih baik. Kita sebenarnya bisa melihat hasil dari pola asuh orang tua masa lampau, yaitu kita. Jika memang ada yang salah dalam diri kita, dan kita menganggap itu merupakan hasil pola asuh yang salah, memang ada baiknya kita memperbaikinya. Namun, jika selama pola asuh masa lalu yang kita anggap " kejam" itu tidak berpengaruh negatif pada diri kita, apa kita bisa mengatakan bahwa itu keliru? Segalanya sesuatu memang harus disesuikan dengan kondisi orang tua dan anak itu sendiri. Pembentukan karakter tidak melulu dengan tidak mengatakan JANGAN pada anak, dan juga sebaliknya selalu menggunakan kata JANGAN. Semuanya memang harus diseimbangkan untuk menjadikan anak-anak menjadi generasi terbaik dimasa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H