Sudah banyak terpidana korupsi yang kini mendekam di balik jeruji besi akibat ulahnya sendiri. Akibat ketamakan dan kebodohannya sendiri. Namun, sebenarnya masih banyak kasus dugaan korupsi yang bisa diteluri dan dibongkar kebenarannya.
Dewasa ini, praktik korupsi semakin hari semakin merajalela. Tidak berhenti jika si pelaku belum terkena azabnya. Belum berhenti jika belum memakai pakaian berwarna orange itu. Tidak gencar mencari celah untuk bisa memperoleh uang lebih besar lagi dari korupsi. Tidak puas untuk memperkaya diri dari uang haram.
Bukan hanya di lembaga besar praktik korupsi bisa terjadi, tapi apakah bukan tidak mungkin praktik korupsi juga terjadi di yayasan pendidikan swasta. Dimana mereka bisa bebas memanipulasi hasil audit internalnya. Yakinkah, jika yayasan pendidikan swasta tidak bisa korupsi apalagi jika berlatar belakang agama tertentu? Yakin jika pemimpin agama yang memiliki peran pada jajaran pemimpin tidak mungkin untuk korupsi? Bukankah mereka juga manusia biasa yang memiliki ego untuk memperkaya diri?
Gencarnya pembangunan gedung dengan mengabaikan kesejahteraan pegawainya bisa jadi akibat adanya praktik korupsi. Ada banyak cara digunakan para koruptor untuk memperoleh dana lebih. Manipulasi sana sini yang penting menghasilkan. Jajaran pejabat yayasan yang seperti ini nih yang lupa mensejahterakan pegawainya. Bukan lupa sih sebenarnya, tapi dananya masuk kantong sendiri. Apalagi kalau untuk gaji pegawai saja sampai nunggak. Jika masih kurang, tak habis pikir cari dana lagi dari siswa atau mahasiswanya. Untuk ini itu, Biayanya di up ya? Biar bisa nambah-nambah pemasukan jajaran pemimpin yayasan yang korup.
Tolonglah para aparatur negara yang berkecimpung didunia pemberantasan perkorupsian, diciduklah mereka-mereka ini. Jangan mentang-mentang yayasan swasta apalagi yang berbasis agama bisa sebebas ini dalam penggunaaan dana yang berasal dari murid atau mahasiswanya dan para donatur yang baik hati .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H