Lihat ke Halaman Asli

EVRIDUS MANGUNG

TERVERIFIKASI

Pencari Makna

Prabowo-Gibran Hanya Manusia Biasa

Diperbarui: 30 Maret 2024   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesederhanaan Prabowo dan Gibran dalam Berinteraksi dengan Rakyat (Kompas.com/Dok. Tim Komunikasi Gerindra)

Di sebuah acara buka puasa bersama Partai Golkar, Prabowo Subianto, calon presiden pemenang Pemilu 2024, menggambarkan dirinya dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai "hanya manusia biasa". (Kompas.com, 29/03/2024)

Pernyataan ini menjadi sorotan karena menunjukkan sikap rendah hati dan kesadaran akan keterbatasan diri, meskipun keduanya akan menjadi pemimpin negara.

Prabowo mengakui bahwa sebagai manusia, mereka memiliki kekurangan seperti halnya pemimpin sebelumnya, dan karenanya, mereka sangat membutuhkan dukungan, bantuan, dan nasihat untuk menjalankan pemerintahan ke depan dengan baik.

Konteks pernyataan ini terjadi dalam suasana kebersamaan saat buka puasa bersama Partai Golkar di markas DPP Partai Golkar, Jakarta Barat. Acara tersebut menjadi ajang bagi Prabowo untuk berkomunikasi dengan partai politik pendukungnya dan menegaskan komitmen untuk bekerja sama dalam membangun negara.

Dalam suasana yang penuh kebersamaan tersebut, Prabowo menyampaikan kesadaran akan keterbatasan diri sebagai pemimpin yang juga membutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk menjalankan tugas kepemimpinannya dengan baik.

Pernyataan Prabowo Subianto tentang dirinya dan Gibran Rakabuming Raka sebagai "hanya manusia biasa" merupakan refleksi dari sikap rendah hati dan kesadaran akan keterbatasan diri dalam menjalankan tugas kepemimpinan. 

Prabowo, sebagai calon presiden yang berhasil memenangkan Pemilu 2024, menyampaikan kesadaran bahwa kekuasaan politik tidak membuatnya atau pasangannya menjadi lebih dari manusia biasa.

Konteks pernyataan tersebut terletak dalam atmosfer politik pasca-pemilihan, di mana kecenderungan untuk menonjolkan prestasi dan keunggulan pribadi sering kali mendominasi narasi publik.

Namun, dengan mengungkapkan bahwa dirinya dan Gibran hanyalah manusia biasa, Prabowo menciptakan kedekatan dengan masyarakat dan mengurangi jarak antara pemimpin dan rakyatnya.

Pernyataan ini juga menggarisbawahi pentingnya memiliki sikap rendah hati dalam memimpin, yang tidak hanya tentang memiliki kekuasaan, tetapi juga tentang melayani dan bekerja untuk kepentingan bersama.

Dengan menyadari keterbatasan ini, Prabowo mengundang simpati dan dukungan, serta menegaskan bahwa kesuksesan mereka dalam menjalankan pemerintahan ke depan tidak mungkin terwujud tanpa bantuan, dukungan, dan nasihat dari berbagai pihak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline