Lihat ke Halaman Asli

EVRIDUS MANGUNG

TERVERIFIKASI

Pencari Makna

Regulasi Pariwisata untuk Berkelanjutan: Pembelajaran dari Thailand dan Implikasi untuk Indonesia

Diperbarui: 12 Maret 2024   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Wisata Berkelanjutan: Pembelajaran dari Thailand dan Implikasi untuk Indonesia (Dok. Shutterstock/Lukas Uher/Kompas.com)


Kebijakan ketat yang diterapkan oleh Pemerintah Thailand terhadap warga negara asing yang ingin masuk ke negaranya telah menjadi topik hangat dalam konteks pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Langkah Thailand dianggap sebagai respons positif terhadap tantangan yang dihadapi oleh destinasi pariwisata, termasuk upaya pencegahan perdagangan manusia. Pengetatan kebijakan tersebut memunculkan pertanyaan kritis: apakah regulasi pariwisata dapat menjadi kunci untuk mengelola destinasi pariwisata yang berkelanjutan?

Pertanyaan ini tidak bisa diabaikan, mengingat dampak yang mungkin ditimbulkannya terhadap industri pariwisata di Thailand dan negara-negara lainnya. Langkah Thailand sangat memengaruhi pola pergerakan wisatawan, baik dari segi jumlah maupun kualitas, serta berpotensi mengubah persepsi terhadap negara tersebut sebagai destinasi wisata murah.

Dengan demikian, implementasi kebijakan yang serupa di Indonesia memunculkan pertanyaan lebih lanjut mengenai kesesuaian dengan konsep pariwisata berkelanjutan yang lebih personal, lokal, dan berorientasi pada komunitas.

Oleh karena itu, untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan, perlu adanya evaluasi mendalam terhadap regulasi-regulasi yang diterapkan, serta penyesuaian dengan kebutuhan dan nilai-nilai pariwisata yang berkembang.

Apakah regulasi pariwisata mampu mengakomodasi keberagaman minat wisatawan dan menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan? Hal ini menjadi fokus penting dalam memperkuat fondasi pariwisata yang berkelanjutan di masa depan.

Regulasi pariwisata yang sesuai dan efektif memiliki peran kunci dalam menjaga keberlanjutan destinasi pariwisata, seperti yang diamati di Thailand.

Langkah-langkah yang diambil oleh Thailand untuk mengetatkan regulasi terhadap wisatawan asing telah terbukti efektif dalam mengelola dampak negatif pariwisata, seperti perdagangan manusia, sambil menjaga kualitas dan keberlanjutan destinasi wisata. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan regulasi yang tepat dapat menjadi instrumen penting dalam mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan.

Lebih lanjut, contoh yang ditunjukkan oleh Thailand seharusnya menjadi inspirasi bagi negara lain, termasuk Indonesia. Dengan mengikuti jejak Thailand dalam menerapkan regulasi pariwisata yang efektif, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengelola pariwisata dengan lebih baik, menjaga keberlanjutan destinasi wisata, serta melindungi kepentingan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Masih ingatkah Anda dengan berbagai banyak peristiwa buruk yang telah dilakukan oleh para turis asing di Bali? Dilaporkan oleh TribunStyle, seorang wanita asal Korea Selatan melakukan perusakan di Pura Goa Raja Besakih, yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali pada Senin (7/8/2023). Atau seperti kelakuan turis asing yang berkendara dengan ugal-ugalan di Bali sambil diduga mengonsumsi minuman keras. Contoh lainnya adalah kelakuan buruk turis asing yang memunculkan separuh tubuh mereka dari mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Terdapat banyak contoh perilaku tidak pantas yang telah dilakukan oleh turis asing di berbagai tempat wisata di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline