Kehadiran pendidik dari generasi Z menjadi pemicu stres bagi generasi pendidik baby boomer. Satu hal kecil sebagai contoh adalah persiapan perlengkapan perangkat pembelajaran.
Generasi baby boomer masih kental dengan pengunaan alat tulis menulis tradisional. Pena, buku tulis, dan papan tulis. Segala perangkat pembelajaran seperti silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikerjakan menggunakan tulisan tangan.
Kenyataan baby boomer seperti di atas tidaklah semuanya demikian. Namun, fakta lapangan membuktikan. Masih banyak tenaga pendidik generasi baby boomer yang belum bisa menggunakan alat teknologi seperti laptop. Guru-guru generasi baby booomer masih menggunakan cara manual.
Kita bisa membayangkan betapa besarnya ketidaknyamanan dan kecemasan generasi baby boomer. Di satu sisi, dia harus mengerjakan administrasi perangkat pembelajaran. Pada sisi yang lain, dia dituntut untuk membimbing siswanya di kelas. Dua hal yang harus dijalankan dengan pola lama.
Beda ceritanya dengan dunia kerja gen Z. Generasi kelahiran antara tahun 1997 hingga 2012 ini tidak serumit generasi baby boomer menghadapi realita. Dia terbuka terhadap perkembangan teknologi. Lebih cenderung untuk menjadi pengguna internet dan teknologi digital. Oleh karena itu, semua perangkat sudah lengkap dalam hitungan menit.
Menghadapi situasi ini, generasi baby boomer sering kali pasrah. Di balik sekap pasrah, terkadang ditemukan berbagai alasan untuk membenarkan diri. Seperti misalnya faktor usia. Bahkan sering dijumpai, generasi baby boomer mau mengundurkan diri dari pekerjaan. Sejauh ini , faktanya belum ada yang mengundurkan diri. Barangkali takut kehilangan cuan.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres bagi Generasi Baby Boomer antara lain:
1. Perbedaan budaya dan nilai
Generasi Baby Boomer tumbuh di masa yang berbeda dengan nilai dan budaya yang berbeda pula. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami nilai dan budaya Generasi Z yang berbeda, dan hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan.
2. Perubahan teknologi
Generasi Z sangat terbiasa dengan teknologi digital dan seringkali lebih terampil dalam menggunakan teknologi daripada Generasi Baby Boomer. Ini dapat menyebabkan kecemasan dan perasaan tidak aman pada Generasi Baby Boomer yang merasa tertinggal dalam penggunaan teknologi.
3. Perubahan dalam cara belajar
Generasi Z memiliki cara belajar yang berbeda dari Generasi Baby Boomer. Mereka lebih cenderung menggunakan teknologi dan mengandalkan pembelajaran mandiri dan kolaboratif. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi Generasi Baby Boomer yang lebih terbiasa dengan pembelajaran formal dan tradisional.
Sikap pasrah bukanlah sebuah solusi yang elegan. Demikian pula halnya dengan usaha pembenaran diri. Tindakan mengundurkan diri dari pekerjaan juga bukanlah solusi terbaik. Oleh karena itu, beberapa catatan berikut menjadi rekomendasi yang solutif bagi generasi baby boomer menghadapi generasi Z.
1. Membuka komunikasi yang terbuka dan jujur
Generasi Baby Boomer dapat mengadakan forum atau diskusi terbuka dengan Generasi Z untuk membahas perbedaan budaya, nilai, dan cara belajar. Komunikasi yang terbuka dapat membantu membangun pemahaman dan mengurangi ketegangan antara kedua generasi.
2. Menghargai dan menghormati perbedaan
Generasi Baby Boomer perlu menghargai dan menghormati perbedaan budaya, nilai, dan cara belajar Generasi Z. Dengan memperhatikan perbedaan, kedua kelompok dapat saling belajar dan memperkaya satu sama lain.
3. Belajar dari Generasi Z
Generasi Baby Boomer dapat memanfaatkan keahlian Generasi Z dalam teknologi dan kemampuan belajar mandiri. Mereka dapat mempelajari cara-cara baru untuk menggunakan teknologi dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kolaboratif dan inklusif.
4. Memberikan dukungan dan bimbingan
Generasi Baby Boomer dapat memberikan dukungan dan bimbingan kepada Generasi Z untuk membantu mereka mengatasi tantangan dan mencapai potensi penuh mereka. Dukungan dan bimbingan ini dapat meliputi bimbingan karir, pelatihan teknologi, dan bimbingan untuk meningkatkan keterampilan sosial.
5. Beradaptasi dan fleksibel
Generasi Baby Boomer perlu beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang dibawa oleh Generasi Z. Mereka dapat mencari solusi kreatif dan inovatif untuk mengatasi masalah dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis bagi kedua kelompok.
Komunikasi antara generasi sangat penting. Selain itu perlu juga saling menghargai. Proses belajar itu seumur hidup. Tidaklah salah kalau antar generasi saling mendukung dan saling belajar untuk saling melengkapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H