Lihat ke Halaman Asli

EVRIDUS MANGUNG

TERVERIFIKASI

Pencari Makna

Bocah Bundar dan Ibu

Diperbarui: 15 Januari 2023   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Mentari pagi sudah berjalan perlahan
Tangisan pecah menerobos pada titik-titik embun
Yang bergantungan pada daun-daun mungil sirsak
Lalu jatuh ke tanah

Si bocah kecil berjalan menuju ibunya
Dengan butiran kristal memenuhi kelopak matanya
Lalu mengalir perlahan jatuh pada pipi mungilnya
Berteriak kencang sejadi-jadinya

Lantas pemilik tangis menangis berpalang lantai kotor
Tidak seperti matahari berjalan di langit biru yang bersih
Tetapi sama-sama menyemburkan panas membara mencekik hati
Sebab kelakuan unik sering kali datang tiba-tiba.

Si bocah bulat meminta sarapan pada ibu di tengah kesibukannya.
Meminta dengan cara unik menyakitkan.
Padahal ketika ibu tak ada kerja pada tangan lusuhnya dan mengajaknya makan,
Engkau si bocah bundar seringkali menghindar.

Hati ibu semulia emas,
tak terkikis oleh karatan.
Merayumu dengan rendah hati.
Menjelaskan penuh kesabaran.
Lantas engkau diam
Perlahan-lahan pula si bocah bulat mengisi perut manisnya dengan lahap.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline