Adegan demi adegan dipertontonkan
Sebuah sandiwara kepura-puraan dimainkan
Ditulis terperinci tetapi kau lupa menutup sela pada layar
Lantas aku bisa mengintip dapur kepura-puraanmu
Ingin menarik perhatian para penonton
Tetapi karena aku sudah melihat dapur cerita
Semua tangisan dan keseriusan membedah soal menjadi gosong
Lantas kau disorakin penonton
Naskah tak dapat lagi diganti
Semua proses sudah berjalan
Hanya nafas panjang terus dihembuskan
Karena adegan telanjang sudah mengganggu mata pikiran
Sang sutradara kecewa
Rencana berserakan di atas lantai
Lalu dibersihkan
Dibakar pada sampah kepalsuan
Yang tertinggal hanya abu kepasrahan
Menanti kapan harus melebur dalam tanah
Lalu apa yang tersisa?
Cerita kepalsuan yang gosong