Seorang pria duduk di bawah sinar mentari
Ada makna yang dipetik dan disimpan dalam saku hatinya.
Lalu pergi ke meja kerjanya
Menorehkan tinta hitam di atas diarinya.
Dituliskan pada diarinya: "Betapa terangnya mentari menyinari bumi. Sayang, aku bukanlah mentari.
Bahkan tidak akan pernah menjadi mentari sampai kapanpun. Aku hanyalah aku."
Di bawah bayang-bayang mentari
Pria dengan diarinya menuliskan sederet kata:
"Tidak ingin menjadi terang seperti mentari. Tetapi apakah bisa menjadi cahaya lilin bagi yang lain?
Bila aku tak mampu menyinari, sekurang-kurangnya tidak memberi kegelapan malam kepada yang lain.
Membiarkan orang lain melihat terang dengan tulus.
Atau bisakah diri ini menahan keserakahan untuk tidak membentangkan sehelai kain demi menutupi cahaya."
Pria di bawah bayang-bayang mentari
Duduk terpekur di balik meja
Membiarkan diarinya terbuka
Lalu sekali lagi pergi menatap cahaya mentari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H