Lihat ke Halaman Asli

EVRIDUS MANGUNG

TERVERIFIKASI

Pencari Makna

Bahaya Kemelekatan Penggunaan Bahasa Daerah

Diperbarui: 30 Oktober 2022   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pixabay.com/

Bahasa daerah mendapat tempat yang sentral dalam kehidupan manusia. Bahasa daerah merupakan identitas diri  dan inti kebudayaan. Namun, menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar sejak dini bukanlah hal tabuh.

Beragamnya bahasa daerah adalah bukti Indonesia negara yang besar. Kesadaran ini perlu kita rawat dan lestarikan.

Alasan utama mengapa bahasa daerah perlu dirawat dan dilestarikan karena ia membentuk identitas dari mana kita berasal, warisan kebudayaan yang berharga.

Bahasa daerah sebagai identitas diri menjadi salah satu hal yang melekat pada suatu komunitas. Hanya sayangnya, sebagian orang beranggapan bahwa ketika seseorang keluar dari “kemelekatannya” maka orang itu dianggap melawan kebiasaan atau risih.

Orang yang melawan kebiasaan patut mendapat ganjaran. Ganjaran yang diperoleh seorang yang kontra terhadap kebiasaan adalah hukuman sosial. Hukuman sosial yang paling dekat kepada para pelaku kontra kebiasaan adalah menjadi bahan pergunjingan komunitas. Tidak hanya sebagai bahan gunjingan, sesorang pun mendapatkan label miring.

Seringkali saya mendengar beberapa pengakuan-pengakuan yang menyebar di tengah masyarakat.  Pengakuan-pengakuan masyarakat sifatnya menghakimi para pelaku tadi

Suatu ketika saya duduk bersama tetangga. Di tengah perbincangan, beliau menyampaikan pengalamannya bersama tetangga lainnya. Pengalamannya itu tentunya berkaitan erat dengan bagaimana tetangga lain menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan.

“Saya merasa risih bila seseorang mengunakan bahasa Indonesia. Saya bahkan menganggap orang yang menggunakan bahasa Indonesia  adalah orang yang sombong”, katanya.

Hukuman sosial tidak hanya menjadi bahan pergunjingan komunitas. Orang yang menggunakan bahasa Indonesia dalam menjawab atau menyampaikan pendapat bisa menjadi bahan tertawaan.

Pelabelan yang gegabah atas sesorangpun menjadi suatu kenyataan yang tidak bisa dielakkan di tengah masyarakat. Masyarakat yang kesehariannya menggunakan bahasa daerah kurang menerima kenyataan bila seseorang tiba-tiba menggunakan bahasa Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline