Menghadap badan ke laut bagai pantai menanti datangnya ombak
Saat-saat perpisahan mendekat
Mungkin saja jam sudah enggan berputar
Dikala kapal menyentuh pinggir-pinggir kolam tol laut berlabuh
Saat ini, aku rela engkau pergi tetapi sebenarnya aku melakukan itu secara terpaksa
Sebentar-sebentar menengok hati bertanya apakah rasa ini juga rasamu
Memandangmu pasrah laksana pantai memandang riak-riak ombak
Saat kakimu terlepas dari daratan hanya rasa yang bicara
Kristal-kristal kecil di pelupuk matamu menggelitik kepedihan
Aku tersenyum asam dan memandang sepertinya tak mampu