Selendang tua di gantungan baju
Menanti dipanggil penenun abadi
Kusut benangnya tanda tua
Renda-renda hitam sudah berubah putih
Serat-serat benangpun banyak terlepas
Namun, hasrat mendekap masihlah kuat
Suatu waktu, sayang sungguh sayang
Nasib sial datang menimpa
Entah mengapa selendang tua terhempas
Jatuh ke bawah menindih tikar baru