Lihat ke Halaman Asli

Ada Singapura di Balik Kisruh Telkomsel-Indosat?

Diperbarui: 27 Juni 2016   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Industri telko sedang kisruh. Bahkan di beberapa media membuatkan topik khusus “Ribut-Ribut Indosat dan Telkomsel”. Sekadar background sedikit, keributan ini bermula dari Indosat yang ngajak perang dengan bikin iklan kampanye Rp 1,- yang menyindir tarif mahal Telkomsel di luar Jawa. Kemudian secara membabi-buta CEO Indosat Ooredoo, Alex Rusli, membeberkan semua keluh kesahnya lantaran sulit menembus dominasi Telkomsel di luar Jawa.

Sebaliknya, Telkomsel sibuk menjawab satu per satu tudingan yang dilontarkan Indosat. Bahkan banyak pihak yang ngebelain si merah, mulai dari BRTI, pengamat, hingga ketua asosiasi lainnya. Kalau yang saya tangkap sekilas, banyak yang ngebelain si merah karena mereka ini adalah anak usahanya Telkom, yang notabene adalah perusahaan milik negara. Iya dong harus dibelain, mereka udah nyumbang pajak lebih dari Rp 20 triliun tiap tahunnya kepada negara.

Telkom ya apalagi, sudah pastilah mereka bela habis-habisan Telkomsel yang menjadi sumber pemasukan terbesar Telkom. Maklum, produk Telkom lainnya gagal di pasaran. IndiHome saja yang sempat booming, nyatanya banyak komplain dan akhirnya ditinggal pelanggan dan calon pelanggan.

Saya tak mau membahas terlalu dalam apa yang mereka ributkan. Persoalannya, ada yang menggelitik perut saya saat membaca salah satu narsum di berita, yakni Ketua Umum Apnatel, Triana Mulyatsa, yang memberikan komentar sebagai berikut:

"Sedangkan Indosat siapa pemegang saham mayoritasnya? Jika Telkomsel disetop supaya Indosat menjadi besar rakyat negara mana yang akan menikmati?

Ini kok bacanya lucu ya. Kesannya Telkomsel ini 100% asli punya Indonesia. Padahal silakan dicek sendiri ke website dan annual reportnya, 35% saham mereka dikuasai SingTel, anak perusahaan Temasek, lagi-lagi Singapura! Artinya tiap 100 rupiah keuntungan Telkomsel, 35 rupiahnya lari ke Singapura. Sama saja toh! Rakyat Singapura yang menikmatinya. Memang sih, porsi saham asing di Indosat masih lebih besar porsi saham asingnya Telkomsel. Ooredoo asal Qatar punya 65% saham di Indosat. Tapi tetep aja, gak ada yang 100% murni Indonesia. Dua-duanya sama-sama ASING!

Lucunya lagi, saya coba baca komen-komen di berita-berita seputar kisruh tersebut juga banyak netizen yang juga belain Telkomsel. Bahkan banyak yang bilang, “Indosat itu punya asing! Mendingan dukung Telkomsel yang lebih Indonesia!” HAHAHAHAHAHA. Beginilah kalo ga punya pengetahuan tapi sok tahu. Saya ceritain sedikit ya, bagaimana awalnya Singapura, negara tetangga yang penakut itu, bisa nguasain Telkomsel.

Alkisah sekitar 16 tahun lalu, saham Telkomsel ini ditawarkan kepada investor asing, dan Temasek melalui SingTel dan menjadi satu-satunya investor yang paling getol bin nafsu beli saham si merah. Usahanya berhasil, mereka sukses menguasai 22,3% porsi saham dan sukses nambah lagi jadi 35% saham hanya dalam kurun waktu selang setahun. Total investasi SingTel berjumlah US$ 1,03 miliar dan menjadi investasi terbesar perusahaan Singapura di Indonesia. Nah lucunya…. setahun sebelum mengakusisi saham Telkomsel, Temasek melalui Asia Mobile Holding, anak usaha Singapore Technologies Telemedia (STT) telah sukses membeli 41,49% saham pemerintah Indonesia di Indosat. Jadi sebenarnya, Telkomsel dan Indosat ini saudara tiri.

Tapi tahun 2008, mereka ketahuan KPPU lantaran melakukan kepemilkan silang saham di Telkomsel dan Indosat. Sesuai aturan, investor asing gak boleh menguasai dua perusahaan di industri yang sama karena bisa dianggap monopoli. Alhasil, mana yang harus dijual Temasek? Indosat atau Telkomsel.

Nah di sini menariknya….

Tentu saja Temasek mempertahankan buah yang paling menguntungkan, yakni Telkomsel. Berdasarkan video yang diposting tahun 2014 ini,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline