Lihat ke Halaman Asli

Evita Juliana Prihandini

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Pencegahan Tuberkulosis dengan Deteksi Dini TB dan Media Banner sebagai Promosi Kesehatan di Kelurahan Jatinegara

Diperbarui: 2 November 2024   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evita Juliana Prihandini, Universitas Negeri Semarang

Angka kasus tuberkulosis (TBC) di dunia menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Menurut laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2021, terdapat sekitar 10,6 juta kasus TBC yang terdiagnosis secara global, meningkat dari 10 juta kasus pada tahun sebelumnya. Hal ini menjadikan TBC sebagai penyakit menular paling mematikan kedua setelah COVID-19, dengan 1,6 juta kematian akibat TBC pada tahun yang sama.Di Indonesia, situasi TBC juga tidak kalah serius. Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia setelah India dalam jumlah kasus TBC, dengan estimasi 969.000 kasus pada tahun 2021. Angka ini meningkat sebesar 17% dibandingkan tahun sebelumnya, di mana hanya tercatat 824.000 kasus. Insidensi TBC di Indonesia mencapai 354 per 100.000 penduduk, menandakan bahwa satu orang terdiagnosis TBC setiap 33 detik. 

Kelurahan Jatinegara, sebuah wilayah urban yang padat penduduk, telah menjadi lokalisasi prioritas dalam program pencegahan tuberkulosis (TBC) di Jakarta. Dalam upaya untuk mengurangi angka kasus TBC, pemerintah lokal dan mahasiswa Universitas Negeri Semarang telah meluncurkan program deteksi dini TBC yang intensif. Program ini didukung oleh media banner sebagai alat promosi kesehatan yang efektif. Program deteksi dini TBC di Kelurahan Jatinegara dimulai dengan skrining massal yang mencakup seluruh populasi. Skrining ini menggunakan metode wawancara terkait riwayat penyakit dan gejala klinis. Hasil skrining ini akan menunjukan apakah orang yang melakukan skrining terduga TB atau tidak.

Media banner digunakan sebagai sarana promosi kesehatan yang mudah dilihat dan dipahami oleh masyarakat umum. Banner-banner ini dibuat dengan desain yang menarik dan informasi yang jelas, menyampaikan pesan penting tentang cara-cara preventif TBC seperti menjaga kebersihan lingkungan, tidak meludah sembarangan, dan menyediakan ventilasi yang cukup. Selain itu, banner juga menyajikan informasi tentang gejala awal TBC, yaitu demam selama lebih dari dua minggu, batuk berkepanjangan, dan penurunan berat badan, serta instruksi untuk segera mengunjungi puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala tersebut.

Dalam waktu singkat, program deteksi dini TBC di Kelurahan Jatinegara telah menunjukkan hasil yang signifikan. Angka kasus baru TBC menurun secara substansial, dan banyak individu yang terdiagnosis dengan ILTB berhasil disembuhkan dengan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Keberhasilan ini tidak hanya karena deteksi dini yang akurat, tetapi juga karena partisipasi aktif masyarakat dalam proses promosi kesehatan melalui media banner. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya pencegahan TBC dan berpartisipasi dalam upaya menghilangkan rantai penularan TBC di daerah mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline