Lihat ke Halaman Asli

Evita Luthfi

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Magang MBKM bersama BSN untuk Pelatihan Standarisasi Nasional pada UMKM Gula Aren Temon

Diperbarui: 16 Juni 2022   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Menurut kebijakan Kemendikbud melalui Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau yang lebih dikenal dengan MBKM berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa di seluruh Indonesia untuk menguasai seluruh bidang keilmuan linier maupun non-linier yang berguna untuk mempersiapkan diri masa yang mendatang yaitu dunia kerja dengan memberikan bekal atau pengalaman kepada mahasiswa melalui praktek kerja / magang.

Mahasiswa merupakan harapan bagi bangsa untuk memimpin masa depan. Pertumbuhan zaman dan teknologi yang semakin pesat membuat mahasiswa untuk dituntut serba bisa. Sehingga untuk belajar tidak dibatasi diluar atau didalam kampus saja. Oleh karena itu magang MBKM sangat bermanfaat untuk memperdalam pengalaman dan kompetensi baik hard skill maupun soft skill. Dalam Magang MBKM bersama BSN ini  juga merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat sesuai dengan salah satu penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk memberikan solusi, evaluasi, dan saran perbaikan yang terjadi di masyarakat.

Badan Standarisasi Nasional (BSN) adalah lembaga non pemerintah yang berfungsi untuk membina, melatih, mengkoordinasikan dalam bidang penilaian dan bidang standarisasi nasional. Baik pada bidang pangan maupun non pangan. SNI sangat penting diterapkan pada suatu produk karena merupakan salah satu branding manajemen suatu UMKM/Perusahaan. Branding disini dalam artian untuk menerapkan standarisasi keamanan, keselamatan, kebersihan, dan kesehatan dalam penerapan sebuah sistem produksi. 

Salah satu tujuan dalam Magang MBKM bersama BSN ini adalah membina serta melatih UMKM Gula Aren Temon di Pacitan untuk mendapatkan Standarisasi Nasional. UMKM Gula Aren Temon beralat di Jln. Nawangan-Pacitan KM 13, Tenggar, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

UMKM Gula Aren Temon merupakan salah satu UMKM yang bisa dibilang baru di Kabupaten Pacitan. UMKM ini bergerak  pada bidang oalahan pangan dengan hasil produk yaitu gula aren.  Kenapa sih produk unggulannya gula aren? Desa Temon merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Pacitan yang memiliki kontur tanah berupa daerah pegunungan dan didukung dengan suhu cukup sehingga banyak tanaman aren yang tumbuh subur. Sehingga sangat banyak ditemui pohon aren. UMKM Gula Aren juga salah satu pemberdaya masyarakat sekitar. Banyak penduduk di Desa Temon yang menanam aren Atau enau, namun seiring perubahan iklim dan zaman serta tanaman aren yang masa panennya membutuhkan waktu cukup lama yaitu sekitar 5 tahun sehingga kegiatan petani aren mulai memudar bahkan ditinggalkan. Oleh sebab itu Gula Aren Temon merupakan salah satu wujud UMKM yang memberdayakan petani aren untuk terus mempertahankan warisan nenek moyang dan menjadikan Desa Temon sebagai wilayah wisata kebun aren.

Meskipun dapat dikatakan cukup baru namun UMKM ini sudah mampu berinovasi sehingga mampun meningkatkan nilai jual . Distribusi Gula Aren Temon sudah mencangkup toko oleh-oleh di Kabupaten Pacitan, Alfamart dan Indomaret Pacitan, serta sudah merambah ke seluruh Indonesia.

Namun hal ini belum dirasa cukup, oleh karena itu UMKM Gula Aren Temon perlu dilakukan pendampingan tentang standarisasi nasional karena mulai ada permintaan pesanan dari pasar luar negeri. Nah salah satu hal yang harus dipenuhi adalah tentang standar suatu Produk. Pada kesempatan pertama saat kunjungan ialah dilakukan wawancara serta analisi gap tentang lingkungan, bangunan, serta proses produksi di UMKM Gula Aren Temon. Hal yang diamati ialah tentang poin poin GMP antara lain :

  • Lingkungan
  • Bangunan
  • Fasilitas sanitasi
  • Mesin dan peralatan
  • Bahan baku produksi
  • Pengawasaan saat proses produksi
  • Laboratorim 
  • Karyawan
  • Pengemasan produk
  • Label dan keterangan produk
  • Penyimpanan bahan dan produk akhir
  • Pemeliharaan dan program sanitasi
  • Pengangkutan
  • Dokumentasi dan pencatatan
  • Pelatihan
  • Penarikan produk
  • Pelaksanaan pedoman CPPOB

Setelah dilakukan anlisis selanjutnya dilakukan saran dan perbaikan kepada pihak UMKM. Hasil GMP ini akan mengacu HACCP, lalu dilakukan tindak audit.

 Nah sekian cerita MBKM bersama BSN di Gula Aren Temon Pacitan semoga bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline