Lihat ke Halaman Asli

Balikpapan, Surganya Pencari Uang dan Pembuang Uang

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13418373111871018651

What do you think ketika Anda pertama kali menginjakkan kaki di Balikpapan, salah satu kota termasyur, terkaya, terkejam, dan seterusnya di pulau Borneo ini. Maybe mulut langsung membentuk huruf O dan berteriak WOW! atau membentuk bulan sabit sambil geleng-geleng dan mencetus bunyi cicak alias ckckck saking takjub nya. Atau justru biasa saja? Kalau yang terakhir berarti memang saya yang kuper karena melihat Balikpapan dengan ekspresi kekaguman. Kurang lebih 18 tahun saya tinggal di Yogyakarta cukup membuat saya berdecak kagum dengan kondisi di Balikpapan. Bersih, rapi, model kota yang 'kaya raya', sibuk, dan jauh dari kesan sepele. Coba kita bandingkan. Balikpapan lebih bersih dibanding Semarang padahal sama-sama kota industri/bisnis/memiliki banyak SDM yang dipakai untuk roda perekonomian. Balikpapan lebih rapi dan teratur dibanding  Yogyakarta padahal sama-sama merupakan kota yang penduduk aslinya lebih sedikit dibanding pendatang. Balikpapan lebih rapi dan eksklusif daripada Jakarta padahal sama-sama merupakan kota yang identik dengan kerja, kerja, dan uang. Tidak suka membanding-bandingkan? Ups I am sorry. Yuuuk kita tengok langsung saja kota Balikpapan. Dimulai dari Bandara Sepinggan, bandara internasional yang sedang mengadakan proyek pembangunan,  entah mau membangun apa. Lokasi cukup strategis dan tidak terlalu jauh dari pusat kota (karena memang Balikpapan itu kota kecil, hehehe :D ). Hotel-hotel kelas atas sangat memuaskan, sebut Hotel Grand Jatra Balikpapan, Hotel Novotel Balikpapan, Hotel Aston, dll.

13418374181668565352

1341837533643819094

Sepanjang perjalanan TIDAK AKAN MENEMUKAN yang namanya PENGEMIS, PENGAMEN, GELANDANGAN, dan semacamnya. Lingkungan sangat bersih karena setiap jam satu pagi semua sampah telah diangkut. Polisi cukup sedikit dan jarang yang namanya cegatan lalu lintas, jadi bagi yang belum punya SIM akan aman di sini (red: ampuuuun pak polisi), tapi yang perlu digaris bawahi, tingkat kesadaran berlalu lintas di sini sangat tinggi. Hampir semua pemilik mobil pribadi mengenakan sabuk pengaman. Tidak ada bus (hanya angkot, itupun sering kosong = penduduknya kaya :D ), jarang bahkan tidak ada pengguna sepeda, susah dapat taksi (save nomor-nomor taksi coz taksi di balikpapan tidak pernah on the way), dan yang pasti makanan mahal-mahal (sekali makan paling murah 15 ribu, belum minum). Gaji di Balikpapan cukup fantastis di banding dengan gaji di Jawa pada umumnya, yaitu rata-rata 3-10 juta, meski UMR nya 'cuma' 1,25 juta. Yang agak miris di Balikpapan adalah pendidikannya, 4x berkunjung dan muter-muter di Balikpapan belum pernah melihat anak sekolahan, tidak seperti di Jawa yang mudah banget merazia anak sekolahanbaik di jalan-jalan, mall, maupun sekedar pada nongkrong nunggu bus di pinggir jalan. Kebanyakan anak-anak remaja sudah pada kerja. Cewek 16 tahun mayoritas sudah kenal kosmetik dan pandai merayu pengunjung pusat-pusat perbelanjaan (SPG) atau pada berlenggak-lenggok menyajikan menu (pramusaji). Kesannya WAH banget. Ngobrol tentang makanan, bakso paling murah tapi enak dibandrol 25ribu/porsi, itu aja emperan. Yang sudah punya pasangan, ajak ke resto seafood Pondok Kelapa dan siapkan budjet minimal 500rb sekali makan untuk 2 porsi, serius itu. Makanan dikuasai oleh seafood dan segelintir masakan Jawa. Pertamina ada di Kalimantan tapi antrian di SPBU bikinperut mules, panjang banget, itu pun ada maksimal pembelian, yukz! Bahas tentang Balikpapan kurang afdol kalau tidak bahas tentang Bapaknya Balikpapan, alias Propinsi Kalimantan Timur. Propinsi yang sarat akan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit. Pernah saya mengobrol pribadi dengan salah satu direktur operasional sebuah kontraktor batubara, apa tidak sayang dengan lahan hijau yang di "gusur" untuk digali batubaranya. Jawabannya sangat memeras otak saya:  Ada kalanya sebuah bisnis berada di dua pilihan yang sama-sama rumit, tergantung bagaimana kita mau melangkah. Great! Memang tidak dipungkiri pertambangan di Kaltim pada khususnya dan Indonesia pada umumnya memiliki kelebihan, yaitu pemanfaatan SDM yang berlimpah di Indonesia diiringi SDA yang memfasilitasi keberadaan SDM itu. Apalagi pertambangan batubara notabene memberikan penghasilan yang lumayan menjanjikan untuk para pekerjanya. Adanya peraturan di pertambangan dengan menyebutkan '8orang mati dalam sehari = proyek pertambagan ditutup selamanya' (maaf kalau kurang tepat kalimatnya) cukup membuat owner-owner berpikir luas tentang keselamatan kerja. Capek dengan berbagai rutinitas pekerjaan, Balikpapan telah menyediakan berbagai fasilitas rekreasi. Mall hebat sebut saja Balcony, E-Walk, dll. Club maupun karaoke bak jamur di musim hujan. Tidak disangkal konsumsi bir, anggur, dan berbagai minuman beralkhohol adalah hal lumrah di Balikpapan sebagai pelepas stres dan penghangat tubuh. Sekiranya kocek 100rb cukup hemat untuk hidup sehari di Balikpapan. Well, itulah seiris tentang Balikpapan, kota yang kelak akan jadi kota masa depan saya, jika jadi diboyong di kota itu, hehehe. Apapun positif negatifnya, Balikpapan tetap menjadi salah satu aset Indonesia yang berharga. Evistanoscha chimera, Grand Jatra Hotel lt.9



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline