Lihat ke Halaman Asli

Evi Refni

Guru SMA IT TUNAS BANGSA

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Diperbarui: 20 Maret 2023   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Koneksi Antar materi Modul 3.3

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid

Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena mereka dapat mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan mensintesis hal-hal baru. -Steve Jobs-

Memahami kata bijak yang disampaikan oleh Steve Jobs, pikiran kita dibuka untuk melihat peluang program yang berdampak positif pada murid. Kita juga diyakinkan bahwa untuk menjadi orang yang kreatif tidak harus pintar namun bisa melihat peluang dan bisa menghubungkan pengalaman. Pada moduli 3.3 program Guru Penggerak kita diajak untuk menyusun sebuah program yang berdampak positif pada murid. Pada awalnya saya berpikir ini sepertinya sulit. Karena saya merasa bukanlah orang yang kreatif. Saya bukan orang yang mampu menciptakan ide-ide briliant yang tampak wah atau spektakuller. Pemikiran saya langsung berubah setelah mempelajari modul 3.3. Pikiran semakin terbuka setelah mengikuti ruang kolaborasi. Di mana saya dipertemukan dengan guru-guru hebat dari beberapa sekolah. Program yang mereka munculkan saat ruang kolaborasi bisa diadopsi untuk diterapkan di SMA tempat  saya mengajar.

Pikiran saya tidak disinari sampai di ruang kolaborasi saja. Namun saat loka karya ke 5 banyak lagi program-program hebat yang bisa kita terapkan di sekolah masing-masing. Sebagai seorang guru yang bercita-cita menjadikan murid menjadi orang yang berguna kelak di masyarakat tentu saya sangat senang mendapatkan materi Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid. Saat loka karya pada hari sabtu tanggal 18 Maret 2023 saya mendapatkan banyak pengalaman dari teman-teman. Program yang sangat menarik bagi saya untuk diterapkan di sekolah saya adalah pengadaan pembuatan taman vertikal atau horizontal dengan berbahan botol bekas. Memahami cara dan alat-alat yang dibutuhkan rasanya itu tidak terlalu sulit dan bisa diterapkan. Selnjutnya tinggal bagaimana saya mengkomunikasikan ke pihak sekolah. Seperti itulah sedikit ulasan saya tentang perasaan saya mempelajari modul 3.3

            Untuk teman-teman yang ingin tahu sebetulnya modul 3.3 program guru penggerak itu belajar apa?, yuk lanjut baca.

Dari paket modul 1 dan 2 sebelumnya, kita telah belajar bahwa murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Melalui filosofi dan metafora "menumbuhkan padi", yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Untuk istilah intrakurikuler dan ekstrakurikuler kita semua sudah paham. Di sini saya sedikit ulas tentang apa itu program ko-kurikuler. program/kegiatan kokurikuler merupakan program/kegiatan yang dilaksanakan sebagai penguatan atau pendalaman kegiatan intrakurikuler. Program/kegiatan ini meliputi kegiatan pengayaan mata pelajaran, kegiatan ilmiah, bimbingan seni dan budaya, dan/atau bentuk kegiatan lain yang dapat menguatkan karakter murid.

Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Sementara sebagai guru yang perlu kita lakukan ada dua.

  • Pertama, mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.
  •  Kedua, Mengurangi kontrol kita terhadap mereka.

 Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan "agency". Agency dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya.

Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan. Hubungannya yang terjadi menjadi bersifat kemitraan. Saat murid memiliki agency, maka mereka sebenarnya memilik suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline