Kecamatan Besuki merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Situbondo dengan luas wilayah kurang lebih sekitar 2,31 Ha. Batas administrasi Kecamatan Besuki yaitu sebagai berikut: sebelah utara (Selat Madura), sebelah selatan (Kecamatan Jatibanteng), sebelah barat (Kecamatan Banyuglugur), sebelah timur (Kecamatan Suboh). Kecamatan Besuki terdiri dari 10 desa atau kelurahan yaitu Desa Besuki, Desa Pesisir, Desa Demung, Desa Blimbing, Desa Kalimas, Desa Langkap, Desa Bloro, Desa Widoropayung, Desa Sumberejo, dan Desa Jetis. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Jetis yaitu sebagai petani, peternak, dan pedagang. Desa Jetis dikenal dengan sebutan kampung tahu dimana banyak warga yang menekuni industri tahu dan tercatat terdapat 25 pelaku industri tahu di beberapa dusun. Usaha mikro lainnya di Desa Jetis yaitu produk jamu, tempe, susu kedelai, keripik kentang, dan pedagang kecil lainnya.
Menurut Data Pantauan Covid-19 di Kabupaten Situbondo pada tanggal 27 Agustus 2021, Kecamatan Besuki termasuk wilayah yang masyarakatnya terconfirm Covid-19 terbesar ke-4 setelah Kecamatan Situbondo, Kecamatan Panji, dan Kecamatan Panarukan. Hal tersebut akan berdampak kepada para pelaku usaha salah satunya yaitu Bapak Tauhed yang merupakan pemilik usaha pabrik tahu. Usaha pabrik tahu milik Bapak Tauhed masih di bilang cukup baru karena usaha tersebut baru di kembangkan sejak tahun 2021. Kendala yang di hadapi diantaranya yaitu keterbatasan modal, harga kedelai meningkat, pemasaran yang dilakukan masih sangat sederhana, serta tidak adanya pengolahan ampas tahu. Ampas tahu diletakkan pada tempat terbuka sehingga jika di biarkan terlalu lama akan menyebabkan aroma yang tidak enak pada lingkungan sekitar. Ampas tahu tersebut dijual kepada peternak untuk dijadikan sebagai pakan sapi. Bapak Tauhed tidak terfokus untuk memasarkan ampas tahu sebagai pakan ternak sehingga bagi yang ingin membeli ampas tahu harus langsung ke tempat pengolahan tahu milik Bapak Tauhed. Ampas tahu dijual dengan harga Rp 5.000 sebanyak 1 balok ampas tahu. Pengusaha tahu masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang pemanfaatan ampas tahu, bahkan ada yang tidak percaya bahwa ampas tahu bisa dijadikan sebagai olahan makanan. Menurut pandangan masyarakat, ampas tahu hanya bisa dijadikan sebagai pakan ternak.
Kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk program KKN Back to Village 3 di Desa Jetis, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2021 hingga 9 September 2021. Program kerja yang akan Evi lakukan untuk mewujudkan nilai jual ampas tahu yang lebih tinggi yaitu dimulai dengan melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan ampas tahu dan protokol kesehatan dalam bekerja. Tujuan dilakukan sosialisasi yaitu untuk menambah pengetahuan bagi pengusaha mengenai apa saja produk yang dihasilkan dari olahan bahan baku ampas tahu. Sosialisasi tersebut juga memaparkan kandungan yang terdapat dalam ampas tahu serta strategi pemasaran yang efektif di masa pandemi.
Program kerja selanjutnya yaitu proses pengolahan ampas tahu menjadi kerupuk. Permasalahan ampas tahu salah satunya yaitu diletakkan pada tempat terbuka dan menggunakan alas berupa karung. Ampas tahu yang akan dijadikan olahan kerupuk harus memiliki kualitas yang baik sehingga Evi memiliki inisiatif untuk menyediakan sterofom box sebagai tempat ampas tahu yang akan dijadikan kerupuk. Tujuannya yaitu agar ampas tahu tidak terkontaminasi oleh adanya bakteri dan serangga (lalat). Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk ampas tahu sangat mudah diperoleh seperti ampas tahu, tepung tapioka, bawang putih, ketumbar, dan penyedap rasa. Untuk menghasilkan produk yang memiliki harga jual lebih tinggi, saya akan melakukan inovasi rasa pada kerupuk ampas tahu, packaging dan pelabelan produk, serta melakukan promosi melalui sosial media.
Evi Qurotu Aini_KKNBTV3UNEJ_Kelompok 68_Nanin Meyfa Utami, S.T., M.T
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H