Lihat ke Halaman Asli

Evi PujiLestari

Evi Puji Lestari ( 029)

Etnometodologi Harold Garfinkel

Diperbarui: 12 November 2021   02:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by nytimes.com

Nama   : Evi Puji lestarI (029)

Program study sosiologi

Fakultas ilmu sosial dan humaniora

Harold Garfinkel lahir pada tanggal 29 oktober 1917 di Newark, New Jersey. Garfinkel berkuliah di Universitas Newark, dan lulus pada tahun 1939. setelah lulus Garfinkel menetap di kamp kerja Quaker di Georgia selama musim panas berlangsung. 

Di sana, dia mendapatkan informasi bahwa terdapat jurusan Sosilogi yang diorientasikan ke tindak lanjut proyek-proyek kerja publik di University of north Carolina. Lalu Garfinkel mendaftar dan memilih Guy Johnson sebagai penasehat tesisnya. Garfinkel menyelesaikan gelar doctoralnya di Universitas Harvard, dan sempat menjadi dosen di Universitas Ohio selama dua tahun dan pindah ke Universitas California sampai akhirya dia pensiun. 

Pemikiran dari Harold Garfinkel banyak dipengaruhi oleh teori Talcot Parsons mengenai struktur tindakan sosial. Juga dipengaruhi oleh Emile Durkheim, dimana ada perbedaan pendapat mengenai definisi dari fakta sosial menurut Garfinkel dan Durkheim. Karena memang pada dasarnya etnometodologi merupakan perluasan dari teori interaksinis simbolik dan fenomenologi.  

Etnometodologi di perkenalkan secara resmi oleh Garfinkel lewat karyanya yang berjudul "studies in Etnometodology" yang terbit pada tahun 1967.  Harold Garfinkel meninggal pada 21 April 2011,  di Los Angeles, California, Amerika 

Penulis mengenal lebih dalam tentang etnometodologi dari buku yang berjudul "Teori Sosiologi Modern" karya Bernard Raho. Secara umum, etnometodologi oleh Harold Garfinkel adalah metode -metode atau cara-cara yang digunakan oleh orang kebanyakan atau masyarakat biasa dalam memaknai dunia sosialnya (raho,2021: 189). Dan berfokus kepada bagaimana orang-orang atau individu memakai kehidupannya sehari-hari. 

Biasanya orang-orang tidak akan menaruh perhatian atau pay attention pada kegiatan - kegiatan yang sudah biasa atau umum dilakukan ( take for granted). Misalnya, saat seseorang memberi makanan pada kita atau mungkin memberi pertolongan, kita akan secara otomatis mengucapkan terimakasih sebagai perwujudan rasa yang kita rasakan kepada orang tersebut. 

Dari contoh tersebut, umumnya orang tidak akan mempertanyakan hal tersebut karena dianggap sebaga hal yang sepele dan sudah sewajarnya dilakukan  demi kesopanan dan rasa terimakasih.  Namun menurut Harold Garfinkel, apa yang diterima dari hari ke hari harus dipertanyakan supaya orang memahami makna apa yang terkandung di dalam hal-hal yang diterima begitu saja dari hari ke hari (raho,2021:190). Dari proses memaknai berikut, maka akan terbentuk keteraturan di masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline