Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran yang sesuai dengan Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia

Diperbarui: 26 Desember 2024   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama   : EVI NUR AZIZATUN MUNIROH

NIM    : 24402400210

Mata kuliah: Filosofi Pendidikan Indonesia (UAS) Semester 1

Pembelajaran yang sesuai dengan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia

Di Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara telah menjadi acuan untuk melakukan sesuatu, termasuk juga pendidikan nasional. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai moral, sosial, dan kebangsaan. Pembelajaran yang sesuai dengan Pancasila tidak sekadar mentransfer pengetahuan, melainkan juga pembentukan karakter. Dalam esai ini, saya akan mencoba menghubungkan pengalaman pribadi saya selama bersekolah, mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG), serta perspektif yang saya peroleh dari mata kuliah Filosofi Pendidikan, untuk menggambarkan bagaimana pembelajaran yang sesuai dengan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia.

Saat saya bersekolah, saya ada beberapa kegiatan yang menunjukkan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran. Salah satunya ketika akan melakukan sesuatu harus berdoa terlebih dahulu. Hal ini tercermin ketika proses pembelajaran, ketika memulai dan mengakhiri pembelajaran pasti dengan berdoa terlebih dahulu. Ini mengajarkan nilai religius pada sila pertama Pancasila. Kemudian dalam pembelajaran guru mendorong siswa untuk menjadi manusia yang menghargai kemanusiaan (sila kedua). Proses ini tercermin dalam pembelajaran yang mendorong siswa untuk memahami keberagaman, menghormati perbedaan, dan mengembangkan empati. Selain itu, dalam berbagai kegiatan salah satu pengalaman yang membekas adalah saat guru memberikan tugas proyek kelompok yang melibatkan kerja sama antar siswa. Proyek tersebut menanamkan nilai gotong royong (sila ketiga), sebagaimana tercermin dalam sila ketiga Pancasila, "Persatuan Indonesia." Pembelajaran seperti ini mendorong kami untuk memahami bahwa meskipun kami berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, kami tetap memiliki tujuan yang sama. Penerapan sila ke-empat "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan", ketika menentukan struktur kelas, mulai dari pemilihan ketua kelas yang dilakukan dengan voting. Sementara penerapan sila kelima Pancasila "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" terlihat ketika guru saya memberikan pembelajaran kepada semua peserta didik tanpa memandang latar belakangnya, semua memperoleh hak yang sama sebagai peserta didik.

Selama mengikuti PPG, saya memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan nilai- nilai Pancasila dalam pembelajaran. Salah satu pengalaman yang berkesan adalah ketika saya merancang modul ajar yang mengintegrasikan nilai gotong royong. Dalam modul ajar tersebut, saya merancang kegiatan diskusi kelompok di mana setiap siswa memiliki peran yang jelas untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan tersebut tidak hanya meningkatkan keterampilan kerja sama, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok. Selain itu, saat melaksanakan praktik mengajar (PPL) di sekolah dasar, saya berusaha menciptakan suasana kelas yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan diterima. Hal ini mencerminkan sila ketiga dan kelima Pancasila. Saya juga mendorong siswa secara aktif untuk berpendapat secara konstruktif, yang mencerminkan nilai musyawarah untuk mufakat (sila keempat). Pengalaman ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis nilai Pancasila dapat diterapkan secara konkret dalam kegiatan sehari-hari di kelas. Dari pengalaman pembelajaran mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan yang berpihak pada peserta didik di abad ke-21, kita perlu mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kerangka pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Pembelajaran pada abad ke-21 ini harus mencakup keterampilan komunikasi yang baik, kemampuan kolaborasi, berpikir kritis, dan memiliki kreativitas yang tinggi guna mewujudkan Pendidikan yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Pendidikan yang berlandaskan Pancasila merupakan fondasi penting bagi pembentukan karakter generasi penerus bangsa. Refleksi pengalaman saya selama bersekolah dan mengikuti PPG menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan secara konkret dalam pembelajaran. Mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia memberikan wawasan yang sangat berarti dalam memahami bagaimana nilai-nilai Pancasila menjadi dasar dalam membangun pendidikan yang berkarakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline