Sukses itu merupakan kata benda aktif, tidak bisa diam. Seperti kelereng yang digelindingkan pada wadah bepermukaan licin dan cekung, terus bergerak ke berbagai jurusan selama wadah tersebut digoyang-goyangkan . Maka bila ingin gundu itu diam perlu memutuskan supplai energi ke penyebab mengapa gundu tersebut bergerak. Setelah wadahnya berhenti maka gundu tinggal diam dalam cekungannya. Posisi itu bisa juga dianalogikan sebagai setting goal. Setidaknya begitulah yang saya bayangkan dari slogan bahwa sukses perlu dijemput setelah bincang-bincang dengan seorang teman.
Sebetulnya bukan sukses yang bergerak seperti gundu. Hanya saja dia berawal dari pikiran dan pikiran manusia sangat kreatif. Pikiran tidak pernah berhenti disuatu tempat, melayang-layang yang membawa serta berbagai keinginan bersamanya. Itulah yang terjadi pada sebagian orang ketika sukses yang diinginkan pada suatu bidang tidak jua kunjung tiba, seakan selalu berlari kian kemari. Contohnya saya yang sejak tahun lalu berjanji akan update blog setiap hari namun tidak pernah kesampaian sampai detik ini. Ada saja yang membuat pikiran saya tertarik pada bidang lain. Akibatnya janji tinggal janji.
Saya pikirkan lagi. Sebetulnya saya tak perlu ngek-ngok seperti ini kalau saja tahu bagaimana memanfaatkan pikiran kreatif. Membuat cita-cita tersebut kelihatan merupakan salah satu cara. Maksudnya dengan membuat diagram atau grafik yang berisi step-step yang harus dilalui membantu pikiran lebih fokus. Tiru saja cara orang-orang genius dunia dalam membuat penemuan-penemuan. Kebanyakan dari mereka membuat flow-chart atau gambar pohon dan meletakan masalah yang akan dipecahkan sebagai sumbernya. Ranting-ranting pohon adalah kata-kata atau ide yang dikembangkan dari masalah pusat.
Contohnya jika Procrastination adalah masalah saya dalam menulis, maka pusat diagram ada disitu. Dari sana bisa dikembangkan mengapa saya selalu menunda. Apakah itu soal waktu, kesempatan atau motivasi. Dari ketiga hal tersebut akan berkembang ratusan kata yang bisa dirangkai menjadi satu ide. Salah satu ide yang saya tangkap dari kemalasan menulis setiap hari adalah saya tidak melihat manfaat praktis dari menulis untuk menunjang ketrampilan entrepreneurship yang sedang ditekuni. Setelah melihat gambaran besarnya tentu saja ide ini salah sama sekali!
Gambar-gambar tersebut bisa dituangkan diatas kertas atau dibuat secara mental. Tergantung daya imajinasi dan konsentrasi juga sih sebetulnya. Jika kita menganggap enteng daya ingat dan tidak percaya bahwa pikiran bisa mengingat ratusan gambar-gambar dalam hitungan menit dan membuatnya bertahan disana untuk waktu lama, kita boleh menuangkan gambar pohon ke sehelai kertas. Untuk masalah saya yang lain, walaupun telah menuangkan sebuah diagram sempurna di sehelai kertas, saya jarang mengikutinya. Karena saat menelusuri gambar tersebut pikiran saya menemukan hal lain yang dianggap lebih menarik.
Mungkin itu juga sebab yang lain mengapa saya masih saja berakrab ria dengan block writting, melihat segala sesuatu dari sisi mudahnya dan melipat sisi susahnya untuk dikerjakan kemudian. Tapi waktu kemudian itu tak akan pernah datang kalau tidak bisa membuatnya terlihat.
-- Evi Indrawanto
16-5-2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H