Lihat ke Halaman Asli

Evi Ghozaly

| Penulis | Praktisi pendidikan | Konsultan pendidikan |

Agar Pembelajaran Jarak Jauh Efektif

Diperbarui: 21 Juli 2020   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: kompas.com)

Meski tak seheboh beberapa bulan lalu, tapi keluhan tentang dampak pembelajaran jarak jauh masih bersliweran di timeline media sosial. Apalagi bulan ini jadi awal tahun pelajaran baru ya. Ada orang tua yang kuwalahan mendampingi dua atau tiga anak sekaligus untuk memahami materi dan mengerjakan tugas.

Ada murid yang merasa bosan karena harus duduk diam lama, mata menatap layar hape atau laptop, tanpa bisa nyambi ngobrol dengan teman. Ada guru yang mulai merasa keteteran menyusun materi, mengawasi proses pembelajaran hingga menilai hasil kerja murid.

Memang tak gampang. Bagaimanapun, kebiasaan melaksanakan pembelajaran tatap muka telah membuat otak dan hati kita tak mudah jatuh cinta pada pembelajaran jarak jauh.

Di samping itu, keyakinan bahwa teknologi tak bisa menggantikan keberadaan guru dan pendidikan karakter tak mungkin ditransfer secara online, ternyata menambah jumlah alasan kita berapriori, "Apa jadinya anak kita jika pembelajaran begini terus? Bisa nambah ilmu, nggak? Apa bisa efektif?"

Saya berani menjawab, bisa. Tentu saja dengan beberapa syarat yang mengiringi ya.

::

Pertama, sabar. Menjadi guru di masa normal saja sudah sulit lho, apalagi di masa pandemi ini. Bukan saja harus menghadapi protes orang tua murid agar SPP didiskon, tapi juga harus beradaptasi dengan segala krik-krik teknologi.

Bukan hanya menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tapi juga harus menjelaskan materi dan mengevaluasi seluruh kegiatan lalu melaporkan hasilnya pada lembaga, pada murid dan pada orang tua. Maka, sabar ya, Cikgu.

Kedua, ayo wis bangkit. Bergerak, belajar terus, terus belajar. Laptop nggak akan nyala dengan hanya ditiup. Materi yang menarik tak akan tersaji jika kita hanya main copas dan download, yess.

Ketiga, monggo mulai menerapkan model dan metode pembelajaran jarak jauh. Tentu dengan pendekatan dan strategi yang pas, tanpa mengesampingkan nilai kemanusiaan.

::

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline