Lihat ke Halaman Asli

Evicha Ryn

Pelajar sekolah

Si Tanduk Panjang, Sahabat Cindelaras dengan Ayam Saktinya

Diperbarui: 26 September 2024   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernahkah kalian berpikir bagaimana jika kita membuat kolaborasi antara beberapa cerita rakyat yang ada di Indonesia? Itu mungkin terdengar melenceng dari karya asli nya, tetapi ini adalah hal baru yang mungkin akan memberikan sensasi unik dan tak biasa bagi para pembaca. Jadi berikut adalah Kisah Si Tanduk Panjang, Sahabat Cindelaras Dengan Ayam Saktinya.Pernahkah kalian berpikir bagaimana jika kita membuat kolaborasi antara beberapa cerita rakyat yang ada di Indonesia? Itu mungkin terdengar melenceng dari karya asli nya, tetapi ini adalah hal baru yang mungkin akan memberikan sensasi unik dan tak biasa bagi para pembaca. Jadi berikut adalah Kisah Si Tanduk Panjang, Sahabat Cindelaras Dengan Ayam Saktinya.

Suatu hari, di sebuah desa yang jauh di pedalaman, hiduplah seorang pemuda bernama Si Tanduk Panjang dengan keluarga nya. Kakak perempuannya, dan kedua orangtuanya yang menyayangi nyai. Ia memiliki tanduk yang menjulang dari kepalanya, membuatnya berbeda dari orang lain. Warga desa sering mengejeknya, menyebutnya malang karena tanduknya dianggap kutukan. Namun, di balik penampilan itu, Si Tanduk Panjang adalah seorang pemuda yang baik hati dan berani.

Sementara itu, di desa yang tidak terlalu jauh, ada seorang pemuda lain bernama Cindelaras. Ia terkenal karena ayam sakti miliknya, yang selalu menang dalam setiap pertarungan ayam. Ayam sakti itu memiliki kemampuan luar biasa dan bisa berkomunikasi dengan Cindelaras, Cindelaras pun sebenarnya juga memiliki keistimewaan yaitu bisa berbicara dengan hewan apapun. Selain menjadi sahabatnya, ayam itu juga selalu membantunya dalam berbagai petualangan.

Suatu ketika, Si Tanduk Panjang merasa muak dengan perlakuan warga desa. Ia memutuskan untuk pergi mengembara, berharap menemukan cara untuk menghilangkan tanduknya. Dalam perjalanannya, ia tiba di desa tempat Cindelaras tinggal. Di sana, ia mendengar desas-desus tentang ayam sakti yang dapat menolong siapa saja yang sedang kesulitan. Penuh harapan, Si Tanduk Panjang pun pergi menemui Cindelaras.

Cindelaras, yang terkenal baik hati, menyambut Tanduk Panjang dengan ramah. Setelah mendengar kisah Tanduk Panjang, Cindelaras memutuskan untuk membantu. "Mungkin ayamku bisa menemukan cara untuk menghilangkan kutukanmu," kata Cindelaras dengan bijak.

Ayam sakti itu berkokok, lalu bicara, "Kutukan tanduk ini tidak bisa hilang hanya dengan kekuatan biasa. Kau harus menghadapi sihir jahat yang dilemparkan oleh seorang dukun sakti di gunung hitam. Kemungkinan dia mengutukmu adalah untuk membuat keluarga mu yang serakah itu tersadar atas kelakuan mereka." Ujar ayam sakti itu, dan Tanduk Panjang mengangguk. 

"Untuk itu, kau harus berani bertarung dan mengalahkannya. Tapi, jangan khawatir, Cindelaras dan aku akan menemanimu."

Maka, berangkatlah mereka bertiga menuju gunung hitam, tempat dukun sakti itu tinggal. Dalam perjalanan, mereka harus menghadapi berbagai rintangan, mulai dari binatang buas di hutan, hingga jebakan sihir. Namun, berkat keberanian Tanduk Panjang, kecerdikan Cindelaras, dan kekuatan ayam sakti, mereka berhasil melewati semua itu.

Ketika sampai di puncak gunung, dukun jahat itu tertawa melihat mereka. "Kalian pikir bisa mengalahkanku?" katanya sambil melemparkan kutukan-kutukan dengan kekuatan magis jahatnya dengan tongkat ajaib nya.

Namun, Tanduk Panjang tidak takut. Dengan tanduknya yang kuat, ia menangkis setiap serangan sihir. Ayam sakti pun melompat, menyerang dukun dengan kekuatan magisnya. Pertarungan sengit terjadi, namun akhirnya, berkat kerja sama mereka, dukun itu berhasil dikalahkan dengan mematahkan tongkat itu.

Setelah dukun itu tumbang, kutukan Tanduk Panjang pun hilang. Tanduknya perlahan mengecil hingga akhirnya lenyap. Si Tanduk Panjang, yang kini hidup tanpa beban kutukan, merasa sangat bersyukur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline