Lihat ke Halaman Asli

Saya Bangga dengan Ngapak

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Kamu asalnya darimana?”

“Aku dari Purbalingga, Jawa Tengah”

“wah berarti ngapak dong? Yang inyong-inyong itu kan?”

“ya…begitulah,”

“coba ngomong ngapak dong…”

Begitulah kalimat yang sering terlontar dari orang-orang yang baru berkenalan dengan saya. Wah…saya jadi speechless nih, ternyata ngapak terkenal juga. kebanyakan orang ketika tau saya dari daerah ‘pengapakan’ akan terlihat tertarik dan antusias. Bagi saya yang sudah terbiasa berbicara dengan bahasa jawa dialek Banyumas atau lebih dikenal ngapak Banyumas mendengar orang berbicara ngapak ya biasa saja. tapi bagi orang-orang dari daerah lain orang ngomong ngapak itu dianggap lucu dan unik. Bahkan teman saya ada yang setiap bertemu selalu me-request saya untuk bicara nngapak.

Ngapak sendiri adalah sebutan untuk bahasa jawa dialek Banyumas. Ngapak ini digunakan oleh pengguna bahasa jawa di wilayah Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, Purwokerto dan juga Kebumen. Bedanya dengan bahasa jawa lain seperti di daerah wetana(seperti Jogja dan solo) adalah pada penggunaan huruf vokalnya. Kalau dialek wetanan diakhiri vocal ‘o’ maka dialek Banyumas diakhiri vocal ‘a’. contohnya kata nasi, kalau orang wetanan bilangnya ‘sego’ maka jadinya ‘sega’. ‘piro’(berapa) jadinya ‘pira’. Jadi ketika berbicara tuh medok gitu…

Beberapa orang mungkin merasa malu berbicara ngapak di daerah perantauan, tapi banyak juga yang merasa bangga dan menggunakannya dalam berkomunikasi. Saya sendiri juga tetap menggunakannya untuk berkomunikasi dengan teman-teman tentunya yang bisa bahasa jawa. Teman-teman saya kebanyakan dari daerah jogja dan saya tetap ngapak ketika ngobrol dengan mereka. Perbedaan bahasa satu atau dua ya ada lah, tapi malah jadi menambah pengetahuan.

Saya sebagai salah satu warga budaya Banyumas merasa bangga dengan kengapakan saya. Bagi saya itu menjadi ciri khas dan keunikan tersendiri. Inyong wong Purbalingga kye lan inyong ya ngapak, sebabe nek ora ngapak ora kepenak hehe…

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline