Lihat ke Halaman Asli

Evi Andriani

Penulis, Blogger, Pengurus di Rumah Produktif Indonesia (RPI), Pengurus di FLP Cabang Medan

Demam Panjang dan Trombosit Rendah, Waspada Itu Lupus

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernahkah Anda mengalami demam berhari-hari dan perubahan jumlah darah, atau trombosit rendah maupun anemia tidak sembuh? Waspada Anda sudah mengalami gejala lupus. Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang banyak diderita oleh sebagian besar kaum wanita. Lupus lebih sering dikenal dengan sebutan SLE (Systemic Lupus Erythematosus). Pada lupus, tubuh akan memproduksi banyak antibodi sehingga tubuh akan melakukan reaksi berlebihan terhadap benda-benda asing. Oleh sebab itu dikatakan autoimun.

Autoimun adalahsuatusistem imun yang terganggu kemampuannya dalam mengenali benda-benda asing dengan bagian dari dalam tubuh sehingga berakibat menyerang sel atau jaringan dalam tubuhnya sendiri. Sedangkan sistem imun itu adalah suatu mekanisme perlindungan di dalam tubuh kita dan siap bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai penyakit seperti virus, bakteri, mikroba, parasit dan polutan sehingga terjadilah proses penyembuhan. Bisa kita bayangkan, bagaimana jika system kekebalan tubuh kita (imun) menyerang jaringan atau tubuh kita sendiri, bukan? Inilah yang terjadi pada penderita lupus.

Gejala lupus menyerupai gejala seribu macam penyakit. Sering penyakit lupus dikatakan tifus, alergi, demam berdarah, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan lain-lain. Ada beberapa gejala lupus yang harus Anda ketahui. Berdasarkan kriteria dari American College of Rheumatology (1996), ada sebelas untuk penggolongan SLE yaitu

1. butterfly rash

Ditandai dengan ruam atau kemerahan di hidung dan pipi. Sehingga bila kita lihat menyerupai bentuk kupu-kupu;

2. discoid rash (ruam tebal di area tubuh)

Kadang-kadang ditandai juga dengan penyakit kulit seperti kulit yang merah, kehitaman, kasar, dan pecah-pecah. Sering terdapat di bagian telinga, lengan, bahu, dada, bahkan ada juga yang seluruh tubuh;

3. sensitif terhadap sinar matahari

Hal ini ditandai dengan apabila kulit terkena paparan sinar matahari maka terdapat kemerah-merahan atau perubahan kulit yang tidak biasanya, bisa juga seperti alergi kulit;

4. luka mulut

Manifestasi lupus eritematosus pada rongga mulut dapat berupa lesi yang spesifik seperti ulser atau erosi pada bukal atau palatum, dan lesi seperti lichen planus. Lesi yang tidak spesifik seperti herpes simpleks labialis, lesi prakanker leukoplakia, atau kandidiasis. Bagi orang awam atau masyarakat yang belum mengetahui apa itu lupus, biasanya melihat dari tanda-tanda seperti sariawan di mulut;

5. radang sendi

Penderita lupus biasanya akan mengalami gejala sakit di persendian, otot terasa lemah, atau kadang mengalami pembengkakan di sendi-sendi-nya. Bahkan ada yang mengalami seperti kejang-kejang;

6. serositis (radang pada garis paru-paru—disebut pleura, atau pada jantung—disebut pericardium); Biasanya penderita akan mengalami rasa sakit atau nyeri di dada ataupun jantung. Biasanya ini menunjukkan si lupus mulai menyerang bagian organ tubuh ini.

7. kelainan ginjal

Untuk masalah ginjal dapat ditandai dengan adanya pembengkakan ginjal, bisa dilihat dari tes darah kidney function seperti ureum, creatine, atau routine urine. Gejala lainnya yang terlihat adalah keluar darah saat buang air kecil, jumlah keringat yang berlebihan di kaki, jari, lengan, atau leher. Bahkan kadang-kadang sering buang air kecil yang berlebihan seperti bocor ginjal.;

8. kelainan syaraf;

9. kelainan darah (kekurangan darah, sel darah putih, trombosit);

10. kelainan sistem kekebalan tubuh (imunologis)

Dapat diketahui dengan melakukan tes darah dilaboratorium yang mengindikasikan adanya antiphospholipid antibody, lupus anti-coagulant, anti-dsDNA, sipilis, anti SSA-Ro, Anti SS-B atau anti-Sm yang positif;

11. tes darah ANA positif.

Apabila ada gejala-gejala lupus yang kita alami seperti di atas misal dua atau empat dari sebelas kriteria lupus muncul di tubuh Anda segera ke dokter spesialis hematologi atau dokter-dokter pemerhati lupus. Tanda-tanda lupus lainnya adalah rambut rontok, ujung-ujung jari berwarna kebiruan/ pucat, sakit kepala, keguguran, stroke, dan psikosis.

Banyak masyarakat yang belum memahami gejala-gejala lupus. Begitu juga dengan para dokter. Setiap tahun semakin bertambah jumlah penderita lupus hingga lebih dari 1,5 juta penderita. Bahkan penyakit lupus ini mengancam jiwa seseorang. Namun, bila ditangani dengan cepat dan tepat, maka lupus dapat dikendalikan hingga sehat.

Kekhawatiran sering muncul di dalam diri penderita. Keluhan-keluhan seperti demam perlu diwaspadai. Sebab demam merupakan tanda adanya infeksi. Bila demam semakin tinggi hingga mencapai 40oC dan tidak sembuh, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan khusus. Apalagi bila penderita mengalami gejala lelah, dehidrasi, penurunan berat badan, sakit kepala atau perasaan tidak enak badan. Terlebih lagi mengalami tulang-tulang sendi yang sakit, rambut rontok, dan sering anemia. Ini mengindikasikan kondisi penderita cukup serius. Tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah menurunkan demamnya dengan obat-obatan antibiotik, mengonsumsi banyak minuman, sayur dan buah yang segar.

Selanjutnya jika dua atau tiga hari sakit tak kunjung hilang, silahkan berkunjung ke ahli hematologi, reumatologi atau dokter-dokter pemerhati lupus lainnya. Karena tidak semua dokter mampu mendiagnosis sakit lupus. Apalagi jika kita ada riwayat demam dan trombosit rendah mirip demam berdarah, maka tetap harus di cek apakah kita lupus atau bukan! Cara melakukan cek yaitu dengan tes darah bagian immunologi/rheumatology profile untuk mengetahui kelainan sistem kekebalan tubuh kita. Jangan pernah terjebak dengan diagnose demam berdarah.

Buku yang menuliskan riwayat sakit Anda akan memudahkan dokter untuk melihat perkembangan sakitnya. Setiap penderita yang sering mengalami demam dan lelah juga perlu memiliki buku catatan tersendiri. Karena buku ini akan membantu dokter atau ahli medis untuk mendiagnosis sakit yang Anda derita. Gejala-gejala lain yang penderita alami juga hendaknya dituliskan. Biasanya ini terjadi pada tahap awal lupus.

Pemeriksaan khusus seperti yang diutarakan oleh American College of Rheumatology perlu dilakukan oleh setiap penderita. Karena proses penyakit setiap penderita berbeda-beda. Penggolongan jenis lupusnya juga berbeda-beda. Semakin cepat diketahui jenis penyakitnya, maka semakin mudah untuk dikendalikan. Biaya tidak mahal dan tubuh cepat sehat.

Bila Anda ternyata mendapatkan diagnosis lupus, maka Anda jangan takut. Sebab ketakutan akan memicu rasa stress, lelah, depresi, marah, dan masalah psikologi lainnya. Hal ini dapat membuat proses pengendalian lupus menjadi rumit. Pemberian steroid dan immunosupresan akan mampu mengendalikan lupus yang sedang aktif.

Hadapi lupus dengan perasaan bahagia, tenang, dan damai maka Anda akan cepat sehat. Semangatkan hidup akan membantu proses pemulihan dari sakit lupus. Bangun impian agar hidup lebih bergairah. Hindari makanan yang mengandung pengawet, penyedap rasa, dan pola hidup sehat lainnya. Selain itu, kalau saya pribadi juga menghindari makanan yang asam-asam dan susu. Jangan lupa untuk sering berolah raga.

Tulisan ini dibuat untuk memperingati Hari Lupus Sedunia pada tanggal 10 Mei. Semoga semua odapus (orang-orang dengan lupus) menjadi lebih ikhlas dan berdamai dengan sakitnya sehingga upusnya mudah dikendalikan. Lupus tidak menular. Semoga para masyarakat mengetahui bagaimana gejala-gejala lupus sehingga semakin cepat dikenali penyakit lupus ini maka semakin mudah untuk ditangani dan diobat menjadi sehat. tentunya kita semua ingin sehat berkualitas. LUPUS BISA!

BIODATA. Penulis bernama Evi Andriani adalah seorang ITP dan Lupus survivor, anggota Forum Lingkar Pena (FLP), Cendol Universal Nikko, dan IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis). Pendidikan terakhir di Magister Teknik Elektro USU. Pernah menerbitkan puluhan buku seperti buku Pariwisata, Kisah Inspiratif, Buku Anak, dan menjadi pembicara di beberapa acara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline