Lihat ke Halaman Asli

Ramadhan, Mengejar Pahala dan Rating...

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

picture from www.rcti.tv

Sebentar lagi Ramadhan tiba. Bulan penuh rahmat, dimana Allah menjanjikan banyak ampunan di bulan ini. Manusia berlomba – lomba mencari kebaikan, dan media televisi di Indonesia, berlomba – lomba mencari rating. Seperti tahun – tahun sebelumnya, sejumlah televisi mempunyai program acara ramadhan tersendiri. Jika dibandingkan program – program itu mempunyai kemiripan. Lihat saja setiap pagi, acara sahur didominasi oleh acara parodi/komedi/humor. Entah siapa dulu pelopor acara komedi saat sahur. Yang jelas, hampir setiap stasiun televisi menayangkan acara itu. Parahnya, kadang acara itu menampilkan hiburan yang tidak sesuai dengan makna Ramadhan sendiri. Lihat saja di stasiun A, yang menampilkan laki – laki berdandan seperti perempuan, juga sering terselip adegan kekerasan, dan jika menyelenggarakan kuis pertanyaannya tidak ada hubungannya sama bulan Ramadhan.

Kita wajib mengelus dada dengan tayangan – tayangan seperti ini. Seharusnya tayangan di bulan Ramadhan, meskipun itu acara humor sekalipun, harus dibuat humor yang mendidik.Tapi tidak menutup mata, ada stasiun televisi yang memberikan tontonan yang mendidik. Meski dikemas dalam bentuk sinetron komedi drama, tetapi disana terselip tuntunan – tuntunan bagi umat muslim. Kalau dilihat – lihat, masih ada juga sinetron yang bertema Ramadhan, tetapi jalan ceritanya kurang masuk akal, masih sama dengan sinetron di hari biasa pada umumnya.

Di bulan Ramadahan tahun ini, ada satu sinetron yang dibuat sebagai lanjutan film laris di Indonesia, KCB. Filmnya sendiri memiliki nilai edukasi dan daya jual yang tinggi. Bahkan film dan para pemerannya mendapatkan berbagai macam penghargaan pada festival-festival yang diselenggarakan. Mudah - mudahan sinetron kelanjutan film KCB ini tidak mengecewakan penonton. Meski di episode awal, kecerdasan Ana tidak menunjukkan kecerdasan bersikap Ana sebagai istri dalam menyikapi masalah yang dihadapinya bersama Azzam. Yah, namanya saja sinetron, tayangan yang harus diberi kesan alay untuk menaikkan rating penonton.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline