Lihat ke Halaman Asli

Pada Sabtu dan Minggu

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

seperti biasanya, setiap senin malam aku selalu pulang lebih awal untuk menyiapkan makan malam dengan nya. entah memasak sendiri atau sekedar membeli makanan siap saji. senin malam selalu menjadi hal yang istimewa. baik untuk ku ataupun untuknya.

aku begitu mencintai laki laki ini, seorang yang mencuri hatiku habis habisan, aku selalu mencintainya, seperti akupun tahu bahwa dia selalu mencintaiku.
setahun belakangan ini, kami memutuskan untuk tinggal bersama menyewa apartemen kecil di pinggiran kota. menjalani setiap hari berdua, bercerita tentang penatnya kota, berbagi beban tentang sibuknya pekerjaan kami, aku mencintainya dan dia mencintaiku. entah dalam bentuk seperti apa,tapi memang begitulah cinta bukan? tak perlu banyak alasan, aku hanya tahu bahwa aku dan dia saling mencintai, saling membutuhkan.

setiap jum'at sore dia selalu menjemputku di tempat kerja, lalu kami akan menghabiskan malam diapartemen kecil kami. tempat yang selalu hangat oleh cinta. dengan bath tub kecil tempat kami berendam bersama, sebuah kasur empuk berseprai putih dengan motif keemasan disetiap sisinya.

aku menciptakan surgaku disinim surga kami.
senin sampai jum'at kadang terasa begitu singkat. kami kadang mencuri waktu sesekali , absen pulang! mencari cari alasan untuk tetap disini, berdua. menyusuri sudut sudut kota di sabtu malam, bergandegan seperti muda mudi yang kasmaran.

jum'at malam ini, kembali aku menaiki travel yang akan membawaku pulang, menghabiskan sabtu mingguku disana. ke suatu kota dimana aku menjadi aku yang lain. begitu pun dia, melaju pada arah berlawanan dengan ku, menemui orang orang yang disebut keluarga.

"dear, semoga sabtu minggu mu menyenangkan. sampai bertemu senin sore di apartemen kecil kita."
aku membaca pesan singkat nya, lalu bergegas mematikan handphone ku dan menyimpannya di tas paling bawah.

seorang perempuan kecil berlari kearahku, "mamaaaaaa, putri kangeeeeen"
seorang lelaki tersenyum dari kejauhan, menghampiriku lalu mencium kening ku. "bagaimana perjalanan nya ma? aku dan putri kangen setengah mati." bisik  ya

aku tersenyum, secepatnya mengganti peran menjadi aku yang lain, pada sabtu minggu ini, pada  kota yang lain, pada surga ku yang lain...

sabtu... minggu...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline