Sudah lebih dari 3 bulan sejak masyarakat Indonesia diributkan dengan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahya Purnama atau Ahok. Walaupun kasus ini sudah masuk dalam ranah hukum, akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan bergulirnya permasalahan ini menjadi liar. Permasalahan yang terkahir adalah, bagaimana penangkapan kelompok teror di Bekasi dituduh sebagai pengalihan isu dari kasus Ahok. Politikus Eko Patrio, ikut tersangkut dengan kasus ini setelah beberapa situs daring ditulis menyatakan bahwa Eko menuduh bahwa bom istana adalah pengalihan isu dari kasus Ahok. Tulisan yang mengutip nama Eko muncul pada Senin (12/12). Walaupun setelahnya, Eko mengklarifikasi bahwa media-media tersebut mengutip namanya tanpa melakukan wawancara.
Sebenarnya tidak hanya Eko Patrio saja yang diberitakan mengeluarkan pernyataan seperti itu, tercatat Ahmad Baidhowi, seorang pengamat politik[1] dan Ma’mun Murad Al Barbasy [2], juga seorang pengamat politik diberitakan oleh beberapa situs mengeluarkanpernyataan serupa. Pernyataan Ahmad Baidhowi ditayangkan di suaranews, saat inisudah dihapus dan pernyataan Ma’mud Murad ditayangkan di rmol.co. Bila dilihatdari apa yang terjadi kepada Eko Patrio, maka bisa saja, Ahmad Baidhowi dan Ma’munMurad tidak mengatakan hal tersebut. Selain itu, tidak ada yang salah dalam mengeluarkan opini. Akan tetapi, terlepas dari benar atau tidaknya kedua tokoh di atas mengeluarkan opini dan pernyataan tersebut, mari kita cermati sejenak, apakah mungkin, kasus terorisme di Bekasi merupakan pengalihan isu dari kasus ahok seperti yang disangkakan?
Dalam beberapa bulan terakhir, diberitakan bahwa ISIS terdesak di beberapa tempat di Suriah dan Irak. Pada bulan Oktober, ISIS bahkan terdesak juga di Kota terpenting mereka, Mosul. Kota Mosul merupakan kota terpenting bagi ISIS, karena di kota ini lah Abu Bakar Al Baghdadi memproklamirkan berdirinya kekhilafahan. Terdesaknya ISIS di Kota Mosul ini merupakan pemicu beberapa aksi terror dan aksi pembunuhan desertir, mulai Oktober hingga Desember 2016 saja banyak sekali aksi terror yang berhubungan dengan ISIS, bom masjid Syiah di Afghanistan (29 tewas), bom di luar stadion di Turki (29 tewas) dan bom pasar di Nigeria (57 tewas). Dari beberapa aksi terror yang dapat dihubungkan dengan ISIS pasca terdesaknya ISIS di Kota Mosul ini memiliki satu garis merah yang sama, randomness.Target yang berbeda, mulai dari pengikut Syiah, penduduk biasa, pengikut agama lain dan kepolisian. Metode yang berbeda, bom bunuh diri yang dibawa bahkan oleh anak-anak perempuan sampai bom mobil.
Apa yang terjadi kepada ISIS saat ini dapat diibaratkan seperti seekor binatang buas yang sedang terpojok, ia akan mengeluarkan berbagai cara untuk keluar dari keterpojokannya . Berhasilnya kepolisian Indonesia untuk menggagalkan aksi teror bom, dengan sasaran Paspampres dan Istana Merdeka ini harus diapresiasi. Di beberapa negara lain, juga telah ditangkap kelompok terkait dengan ISIS yang juga sudah siap melakukan aksi terror. Pasca terpojoknya ISIS di Mosul, aparat keamanan Rusia dan Perancis juga menangkap kelompok yang terkait dengan ISIS dan siap melakukan aksi terror dengan target tempat keramaian public dan taman hiburan.
Ancaman terrorisme adalah ancaman yang nyata. Tuduhan bahwa penggagalan rencana aksi terror sebagai pengalihan isu dari kasus Ahok adalah analisa yang terlalu jauh. Di lain pihak, hal ini juga menunjukan bahwa bagaiman kasus Ahok ini begitu bergulir sangat liar. Bahkan mungkin bukan suatu hal yang tidak mengagetkan, bila muncul isu bahwa kekalahan Timnas Indonesia atas Thailand tadi malam adalah upaya pengalihan isu dari kasus Ahok. Kasus Ahok ini merupakan kasus yang sensitive yang menarik banyak perhatian publik, sehingga keinginan untuk ambil bagian dalam berpendapat dalam kasus ini juga tinggi. Akan tetapi, sudah saatnya kita menahan diri, untuk tidak memanaskan situasi yang sudah berpotensi akan makin panas. Biarkan hukum berjalan, serahkan semua kepada hukum.
[1]http://suaranasional.com/2016/12/12/muncul-isu-teror-bom-ke-istana-upaya-pengalihan-isu-kasus-ahok-dan-menakuti-umat-islam/ (sudah dihapus)
[2]http://www.rmol.co/read/2016/12/12/272170/Teroris-Nyata-Atau-Pengalihan-Isu-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H