Lihat ke Halaman Asli

Papua, Gerbang Narkoba di Timur Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1421720235602710786

[caption id="attachment_391963" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi narkoba yang gagal diselundupkan. (Kompas.com/Robertus Belarminus)"][/caption]

Masih di tengah-tengah hangatnya berita mengenai eksekusi hukuman mati bagi 6 terpidana kasus narkoba, rupanya Papua, kampung halaman saya, mempunyai andil penting dalam penyebaran narkoba di Indonesia. Papua, adalah gerbang masuknya narkoba dari timur Indonesia. Hal ini disebutkan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua Antonius Kadarmanta, kemarin siang (19/1) di Papua.

Narkoba, seakan menambah panjang deretan permasalahan di tanah indah nan kaya ini. Menurut data BNN Provinsi Papua tahun 2012, sebanyak 16.750  atau 0,8 persen warga di Papua terlibat penyalahgunaan narkoba, dengan rincian 5.000 orang pemakai pemula, 7.500 orang pemakai tetap, 250 orang kecanduan narkoba suntik, 4.000 orang kecanduan narkoba nonsuntik. Sedangkan menurut Polda Papua, dalam laporan akhir tahunnya menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2013 terdapat 136 kasus narkoba dan 81 kasus narkoba pada akhir tahun 2014.

Ketika ditanya dari mana masuknya narkoba ke Papua, Antonius Kadarmanta mengatakan bahwa narkoba masuk lewat perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini (PNG). Jalur yang ditempuh adalah penyelundup menggunakan perjalanan udara sampai perbatasan Indonesia-PNG, kemudian masuk ke Papua lewat jalur-jalur tikus di area perbatasan tersebut. Beberapa titik yang rawan adalah jalur-jalur tikus di sekitar perbatasan Indonesia-PNG di Skouw-Wutung, Boven Digoel, Merauke dan Mimika.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi (sumber : http://www.beritabali.com)"]

142169669412243523

[/caption]

Sindikat Narkoba Internasional Incar Papua?

Antonius Kadarmanta menyampaikan bahwa angka 0,8% pengguna narkoba di Papua termasuk yang terkecil di antara daerah-daerah lain di Indonesia. Walaupun begitu, kondisi Papua yang menjadi pintu masuk narkoba di Indonesia harus menjadi perhatian khusus.

Hal yang menarik adalah Oktober 2014 lalu, pihak keamanan Australia menangkap sindikat pengedar narkoba dan senjata internasional. Aparat gabungan Australia tersebut menangkap 8 orang setelah melaksanakan operasi selama 5 bulan, penangkapan dilakukan di Cairns, Herberton, Bamaga, dan Pulau Badu. Dalam penangkapan tersebut, aparat keamanan Australia mengamankan 10 liter cairan Phenyl-2-Propanone (P2P) yang akan digunakan untuk membuat zat Methamphetamine. Dari 10 liter cairan P2P tersebut mampu memproduksi 9,8 Kg Methamphetamine dengan harga 2,5 juta dollar. Aparat keamanan Australia juga menyita 980 batang ganja dan 3 senjata. Penyelundupan zat-zat narkoba tersebut diduga diselundupkan dari PNG ke Australia sedangkan senjata api diselundupkan sebaliknya dari Australia ke PNG.

Ada beberapa hal menarik dari kejadian tersebut. Pertama lokasi penangkapan sindikat internasional ini, terutama posisi strategis Pulau Badu dan Bamaga berada di perbatasan antara Australia dan PNG, juga dekat dengan kota paling selatan Papua, Merauke. Bila sindikat ini memiliki kemampuan untuk menyelundupkan persenjataan dan narkoba dari PNG ke Australia dan sebaliknya, sindikat ini juga memiliki kemampuan untuk menyelundupkannya ke Indonesia melalui Papua.

[caption id="attachment_391939" align="aligncenter" width="417" caption="lokasi Pulau Badu dan Bamaga (sumber : Google Map)"]

14216967531027691734

[/caption]

Kedua,selain narkoba yang diselundupkan dari PNG menuju Australia, senjata api juga diselundupkan sindikat ini dari Australia menuju PNG. Seperti yang diketahui bahwa salah satu pihak yang memiliki kebutuhan terhadap senjata api di kawasan perbatasan Indonesia dan PNG adalah kelompok-kelompok OPM faksi militer atau sering dibahasakan sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kelompok-kelompok ini memang sering mengganggu keamanan daerah perbatasan Indonesia-PNG lewat serangan-serangan bersenjatanya. Ketika dilakukan pengejaran oleh aparat keamanan Indonesia, kelompok ini seringkali melakukan pelarian ke PNG, lewat hutan belantara. Sehingga aparat keamanan Indonesia kesulitan melakukan pengejaran.

Ketiga, masih terkait dengan poin kedua, disebutkan di atas bahwa penyelundupan narkoba dilakukan lewat jalur-jalur tikus di perbatasan Indonesia-PNG di Papua. Beberapa daerah di sekitar perbatasan Indonesia-PNG di Papua adalah hutan lebat yang dikuasai oleh KKB baik pimpinan Mathius Wenda atau kelompok-kelompok lainnya. Dengan pengetahuan yang baik terhadap medan, kelompok-kelompok KKB, memiliki kemampuan untuk mengerti jalur-jalur tikus yang aman di sekitar perbatasan Indonesia-PNG.

Selama ini selalu ada pertanyaan, dari mana asalnya sumber ekonomi dan persenjataan kelompok-kelompok kriminal bersenjata di Papua. Apakah ada hubungannya dengan sindikat internasional pengedar narkoba dan penyelundupan senjata api dengan kelompok-kelompok kriminal bersenjata di Papua? bisa iya bisa jadi tidak. Tetapi yang pasti di beberapa tempat di dunia, penyelundupan narkoba selalu dekat dengan para pemegang senjata api yang mengamankan jalur penyelundupan narkoba tersebut.

Sumber:

Penyebaran Narkoba di Papua

Penangkapan sindikat internasional di Australia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline