Lihat ke Halaman Asli

Nia dan Ale 80 Hari Berkeliling Papua

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14228669612086623499

[caption id="attachment_394523" align="aligncenter" width="595" caption="Tim Alenia"][/caption]

Masih ingat salah satu film yang dibintangi Jackie Chan di tahun 2004, Around the World in 80 Days? Kali ini pasangan sineas Indonesia yang begitu mencintai Papua, Nia Zulkarnaen (Nia) dan Ale Sihasale (Ale) membuat film dokumenter mengenai Papua yang berjudul Alenia’s Journey Uncover Papua dengan mengelilingi Papua selama 80 hari. Kenapa saya sampaikan di atas bahwa pasangan ini begitu mencintai Papua? Karena dari tangan keduanya lahir film-film yang luar biasa mengenai Papua, sebut saja Denias: Senandung di Atas Awan dan Di Timur Matahari. Tidak berhenti di situ, kali ini keduanya mencoba memaparkan Papua kepada rakyat Indonesia lewat film dokumenter dengan berkeliling Papua selama 80 hari.

Perjalanan tim Alenia’s Journey Uncover Papua diawali tanggal 10 Desember 2014 lalu ketika Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe melalui Staf Ahli Bidang Potensi dan Pembangunan Daerah Kansiana Salle, secara resmi melepas tim Alenia’s Journey Uncover yang akan melakukan perjalanan darat ke-30 kota di Papua dan Papua Barat, serta menyinggahi 120 distrik dan 250 kampung. Tim ini melakukan perjalanan darat sepanjang kurang lebih 30 ribu kilometer menyusuri Papua mengunjungi daerah-daerah di Papua dan Papua barat mulai dari Jayapura, Keerom, Sarmi, Wamena, Tiom, Ilu, Karubaga, Merauke, Boven Digul, Mappi, Manokwari, Arfak, Sorong, Teminabuan, Raja Ampat, Lanny Jaya, Puncak Jaya, Mimika, Fak-Fak, Kaimana, Serui, dan Biak.

Terkait dengan pembuatan film ini, Nia mengatakan bahwa dalam pembuatan film ini mereka tidak hanya akan memerlihatkan kesulitan perjalanan darat di pulau Papua, tetapi juga mengangkat hal-hal positif yang ada di Papua dan Papua Barat tentang lingkungan, pendidikan, sosial, dan budaya. Ia juga mengatakan "Kami ingin mengangkat hal-hal positif yang ada di Papua. Orang-orang yang telah berbakti di Tanah Papua, bukan saja orang asli Papua saja, tetapi mereka yang tinggal dan memberikan hidupnya untuk Tanah Papua. Kami berharap akan menjadi inspirasi untuk Indonesia”.

Terkait kondisi keamanan di Papua yang seringkali dirongrong oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), Ale mengaku tak terlalu khawatir, tetapi tetap melaporkan kegiatannya membuat film tersebut kepada pihak berwenang setempat. Ia mengatakan "Saya rasa, ketika kita datang dengan niat yang baik, tanah ini akan menyambut dengan baik. Kami datang dengan niat baik, kami yakin tanah dan masyarakat akan menyambut baik pula."

Menggugah Rakyat Indonesia Peduli Saudaranya di Papua

Dua sineas ini, bukanlah orang asli Papua. Ale Sihasale, walaupun lahir di Papua, merupakan keturunan Maluku, tetapi melihat karya-karya keduanya begitu terlihat kecintaan mereka terhadap tanah ini. Mereka mencintai Papua dan membuahkan karya istimewa dengan kemampuan mereka sebagai orang yang berkerja di perfilman.

Seperti halnya Ale dan Nia, tidak hanya orang asli Papua yang mencintai dan membangun serta berbakti untuk tanah Papua sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam perjalanan itu, Ale dan Nia menyampaikan bahwa mereka kagum dengan pengabdian para guru di daerah terpencil, terjauh, dan tersulit dijangkau itu. Jauh dari keluarga dan daerah asal, para guru ini bersedia mengabdikan diri di pedalaman Papua.

Film yang akan ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta sepanjang 13 episode pada Maret nanti ini selayaknya tidak hanya menggugah pemerintah tetapi juga masyarakat Indonesia lainnya, bahwa urusan membangun Papua tidak hanya pekerjaan rumah orang asli Papua dan pemerintah saja, tetapi juga rakyat Indonesia lainnya. Rakyat Indonesia harus membuka mata, bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia, oleh sebab itu kemajuan dan nasib rakyat Indonesia di Papua juga harus menjadi perhatian rakyat Indonesia di daerah lainnya, begitupun sebaliknya. Integrasi Papua ke dalam Indonesia tidak hanya mengintegrasikan kekayaan papua menjadi kekayaan Indonesia, tetapi uga mengintegrasikan permasalahan Papua menjadi permasalahan Indonesia.

Mari peduli Indonesia, mari peduli Papua.

Sumber :

Ale dan Nia Jelajahi Papua dan Papua Barat 80 Hari

Ale dan Nia Tertanam di Papua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline