Banyak orang menduga Prof, Dr. Mahfud MD yang akan dipilih sebagai cawapres oleh Jokowi, nyatanya Joko Widodo menunjuk Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi cawapresnya untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pilpres) 2019 yang akan datang.
Berbagai alasan telah dikemukan oleh Jokowi, partai pengusung, dan para simpatisan Ma'ruf Amin yang diberikan kepada rakyat indonesia, mulai dari pasangan ideal yang mewakili Nasionalis-Religius, ketokohan Kiai Ma'ruf Amin sebagai Ulama bersih yang dapat mempersatukan bangsa, meredam terjadinya politik identitas yang menggunakan issue-issue SARA, ahli dalam konsep ekonomi umat, dan banyak lagi alasan-alasan yang rasional dan pantas untuk menjadikan Prof. Dr. K.H. Ma'ruf Amin sebagai Cawapresnya Joko Widodo.
Realita ketokohan Prof,Dr. K.H Ma'ruf Amin riil dan tidak terbantahkan, oleh karena itu sebagai rakyat indonesia yang beragama dan percaya bahwa seorang dipilih untuk menjadi pimpinan bangsa adalah takdir dari Allah yang Maha Esa, pasti secara sadar tidak akan terpengaruh apalagi terprovokasi dengan informasi-informasi negatif, atau sekalipun bahwa informasi tersebut benar, untuk mempersoalkan pilihan Joko Widodo yang menunjuk Kiai Ma'ruf Amin menjadi cawapresnya untuk menghadapi Pilpres 2019.
Tidak dapat juga dipungkiri bahwa terpilihnya Prof.Dr. K.H Ma'ruf Amin membuat banyak pihak kaget, kecewa dan marah setelah mendengar jawaban dan penjelasan Prof.Dr. Mahfud MD di ILC pada selasa, 14 Agustus 2018 yang lalu.
Kaget, marah, dan kecewa banyak pihak tersebut karena gejolak batin yang mempertanyakan kenapa orang baik seperti Prof. Dr. Mahfud MD dilecehkan dengan harapan palsu..?
Jawaban dari kekecewaan yang dibeberkan oleh Mhfud MD tersebut berdampak besar terhadap kepercayaan rakyat kepada para elite politik yang beraroma sangat busuk. Rakyat telah disuguhi permainan para politikus yang tidak fair dan jujur, dan telah memakan korban, sehingga rakyat juga telah membuat kesimpulannya sendiri, bahwa para elite politik, ketum-ketum partai pengusung Jikowi telah menciptakan bencana politik yang mengorbankan orang baik seperti Mahfud MD, yang harus mereka berani mengakui dan pertanggung jawabkan.
Para elite partai telah merusak reputasi dua putra bangsa yang baik, yakni Prof,Dr. K.H. Ma'ruf Amin dan Prof, Dr. Mahfud MD, dan oleh karena itu, rakyat harus memberi hukuman bagi mereka, dan hukuman yang paling pantas adalah tidak memilih mereka atau partai mereka untuk mewakili mandat rakyat sebagai Anggota DPR-RI, DPRD,atau DPD, pada Pileg 2019-2024 yang akan datang.
Kekecewaan banyak pihak tersebut dan gejolak batin juga terjadi pada terpilihnya Sandiaga Salahudin Uno sebagai Cawapres dari Prabowo Subianto, luar biasanya partai Gerindra, Ketumnya Prabowo Subianto seolah-olah sakti mandraguna yang dapat mengabaikan Presidetial Threshold dan Parliamentary Threshold yang berlaku, sehingga dapat membuat para elite partai pengusungnya PAN,PKS, Demokrat, yang gontok-gontokan untuk menempatkan kadernya sebagai cawapers dari Prabowo, jadi tidak berdaya dan harus menerima paket paslon capres/cawapres dari satu partai, yakni partai gerindra sendiri.
Koalisi Partai Gerindra, PAN, PKS, dan Demokrat yang mengusung tagar #2019 Ganti Presiden ini mempertontonkan tarik menarik kepentingan untuk menempatkan kader terbaiknya sebagai Cawapres Prabowo, tidak pernah mencapai kemufakatan. Titik temu baru tercapai setelah masuknya Sandiaga Salahudin Uno yang " diduga " membawa Mahar Politik sebesar 500 Milyar masing-masing untuk PAN dan PKS yang saat ini telah dilaporkan pada Bawaslu, lagi-lagi keserakahan dan ketidak jujuran dipertontonkan kepada rakyat, yang seolah-olah tidak mengerti dan dianggap bodoh.
Berbagai alasan dibuat untuk meyakinkan rakyat bahwa pilihan terhadap Sandiaga Salahuddin Uno adalah pilihan Capres terbaik bagi Probowo yang akan membawa perbaikan di sektor ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sandiga Uno adalah ahli Ekonomi, Negarawan, Santri, dan lain sebagainya. Sandi seolah-olah penjelmaan dari malaikat yang diturunkan dari langit ke tujuh untuk mensejahterahkan rakyat Indonesia, melalui kepemimpinannya bersama denga Prabowo Subianto.