Lihat ke Halaman Asli

Eva Rosita

Art and Education

Nge-fans dengan Pintar buat Generasi Milenial dan Generasi Z

Diperbarui: 24 Desember 2017   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kasus bunuh diri menjadi sorotan pekan ini. Salah satu member grup K-Pop yang mendunia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Hujan air mata dan duka dari sesama penyanyi terutama dari agensi tempatnya bernaung pun membanjiri upacara pemakaman. Lagi-lagi tindakan bunuh diri ini dilatarbelakangi oleh depresi. 

Hal yang disayangkan adalah kepergian sang idola juga menimbulkan guncangan luar biasa bagi para fans dan beredar kabar bahwa beberapa melakukan tindakan serupa. Kalau diingat kembali, peristiwa bunuh diri yang dipicu oleh fanatisme dan kesedihan yang mendalam ini bukan yang pertama. Lalu bagaimana konsep pemikiran yang seharusnya dimiliki oleh generasi milenial dan generasi z yang umumnya masih menggandrungi idola?

1. Bedakan antara realitas dengan kegemaran

Khususnya bagi para generasi milenial dan generasi z, keberadaan idola menjadi penyemangat sehari-hari. Namun perlu diketahui bahwa kadang agensi sudah membentuk konsep dan pencitraan sehingga yang dilihat di televisi dan internet adalah dari sisi entertain yang fungsinya untuk menghibur. Di luar itu, sang idola pun memiliki kehidupan pribadi layaknya orang biasa. Dengan padatnya aktivitas dan jam kerja yang berbeda dengan profesi lain, serta tuntutan yang lebih tinggi sebagai public figure tentu memberikan tekanan tersendiri kepada mereka. Maka wajar jika idola juga punya masalah. Sebagai penggemar yang baik, berikan supportdan komentar penyemangat kepada mereka. Lalu pahami bahwa sebagai fans, anda mempunyai kehidupan pribadi dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekolah serta tempat kerja.

2. Miliki aktivitas positif

Hiburan merupakan pelengkap dan berfungsi sebagai pelepas kepenatan agar kita merasa relaks, senang, dan termotivasi. Maka proporsi antara menikmati hiburan dengan aktivitas sesungguhnya harus seimbang. Ragam kegiatan yang produktif sudah sepatutnya memegang persentase terbesar dan investasi waktu terbanyak berada pada bidang yang kita tekuni. Alokasi waktu yang seperti ini dapat menyeimbangkan prioritas hidup yang sesungguhnya. Remember, your idol is doing his job, and you are doing your own job too.

3. Punya konsep diri yang kokoh

Remaja dan kaum dewasa muda umumnya masih memiliki fanatisme terhadap idola dan ini hal yang cukup wajar. Mereka melihat idola sebagai picture perfect dari segi kelebihan yang dimiliki. Celakanya, kadang ada sisi lain yang kurang positif dan memberikan dampak terhadap kepribadian diri. Remaja dan dewasa muda perlu memiliki konsep diri yang jelas tentang siapa dirinya dan hal yang ingin diraih dalam kehidupan. Ragam pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh sekolah dan kantor bisa menjadi program yang tepat untuk membantu pembentukan self image yang positif.

4. Banyak berinteraksi

Berbicara dan bertemu dengan banyak orang dapat menjadi penyembuh yang mujarab di kala lingkungan atau berita yang beredar kurang bersahabat. Melalui interaksi dan komunikasi, akan bermunculan beragam pemikiran yang diharapkan bisa memberikan Aha Idea kepada kita. Pemilihan orang-orang yang di sekeliling juga tentu perlu diperhatikan. Pilihlah yang dirasa dapat memberikan saran atau pemikiran yang benar.

5. Menjadikan peristiwa yang terjadi sebagai pembelajaran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline