Lihat ke Halaman Asli

Eva Rosita

Art and Education

Lagu Anak Jadi Horor

Diperbarui: 7 April 2017   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Abdi teh ayeuna..." Lho...kok jadi seram, ya. Lantaran lagu Sunda yang muncul di trailer film horor Indonesia yang sedang hits saat ini,  Boneka Abdi yang tadinya menjadi lagu anak andalan yang dipelajari di sekolah sekarang malah ditakuti. Sebelumnya lagu Nina Bobo juga pernah diangkat dalam film bergenre serupa di tahun 2004. Hasilnya, lagu-lagu tersebut tidak lagi memiliki konotasi positif di kalangan orangtua dan anak. Padahal liriknya simpel dan menjadi list favorit  untuk diajarkan saat kecil tapi setelah digunakan dalam film horor pasti orangtua lebih memilih nyanyian yang lain. 

Dunia perfilman juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena ide dan kreatifitas yang mereka tuangkan dalam layar lebar terutama jika script nya diangkat dari kisah nyata. Ditambah dengan popularitas film horor lokal yang tidak ada matinya karena banyak yang menyukai jenis sajian ini. Kesempatanpun dimanfaatkan oleh para sineas untuk membuat sajian yang dekat dengan masyarakat dan sontak menjadi fenomenal. Dalam konteks penggunaan lagu anak, di satu sisi masyarakat diperkenalkan dan diingatkan kembali tentang lagu tersebut namun di sisi lain terbentuklah image baru dan emosi negatif yang ditanamkan lewat nyanyian.

Sebagai media edukasi yang bagus, lagu mudah diingat dan menjadi bagian penting dalam film. Penonton lebih terkesan dengan sebuah tayangan salah satunya karena soundtrack atau musik yang digunakan. Oleh karena itu, pemanfaatan musik terutama karya penggubah dari negeri sendiri hendaknya menjadi pertimbangan utama sebagai latar sebuah film. Meskipun ditujukan untuk tujuan komersil, ada alternatif lain yang bisa digunakan jika ingin mengangkat lagu anak, yaitu dengan membuat kreasi yang baru sehingga karya-karya yang sudah lama dan melekat di masyarakat tidak mengalami perubahan kesan. Film musikalisasi Petualangan Sherina 17 tahun yang lalu bisa jadi contoh yang sangat baik untuk penggunaan musik original . Gabungan musik dan plot cerita menjadikan karya arahan Riri Reza ini sangat sukses pada saat itu. Bahkan CD lagunya sempat dirilis ulang karena dinilai masih relevan dan disukai. Dengan mulai majunya industri perfilman Indonesia, terselip harapan agar para movie creator memunculkan kembali nilai-nilai, produk, karya, dan sisi positif Indonesia kepada pecinta sinema. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline