Lihat ke Halaman Asli

Ruang Kerja Asyik yang Inklusif

Diperbarui: 6 Desember 2021   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, Bridges to the Future mengadakan webinar dengan tema "Lingkungan Kerja yang Inklusif Itu Asyik". 

Webinar ini mengajak seluruh elemen masyarakat terutama orang-orang petinggi di suatu perusahaan maupun industri menciptakan lingkungan kerja inklusif yang ramah bagi para penyandang disabilitas. Webinar ini diselenggarakan dengan menarik karena menghadirkan empat narasumber yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam menciptakan ruang yang asyik bagi para penyandang disabilitas. 

Selain itu, webinar ini juga menghadirkan JBI atau Juru Bahasa Isyarat untuk membantu partisipan para penyandang disabilitas paham mengenai isi webinar ini.

Dokumentasi  Bridges to the Future

Dokumentasi  Bridges to the Future

Kak Tety Sianipar, salah satu narasumber yang merupakan seorang Program Manager Kerjabilitas menceritakan bahwa selama pandemi berlangsung, Kerjabilitas membantu teman-teman disabilitas dengan melakukan pelatihan secara daring dalam rangka mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. 

Kawan-kawan disabilitas kurang mampu untuk "menjual diri" saat ingin bekerja. Kerjabilitas berperan untuk mendampingi dan membantu menyiapkan dokumen, cara menjawab wawancara kerja dan lain-lain.

Tak hanya itu saja, dalam webinar ini juga mendatangkan seorang penyandang disabilitas yaitu Mbak Anik yang bekerja di BUMN. Mbak Anik merupakan seorang tuna daksa. Banyak tantangan yang dialami Mbak Anik selama bekerja, namun Mbak Anik perlahan bisa menyesuaikannya dengan bantuan dari rekan kerjanya dan berbagai pelatihan yang ada.

Dari sudut pandang direktur, webinar ini menghadirkan Kak Zensa Rahman yang merupakan direktur eksekutif di Everidea Education, sebuah startup edutech yang memperkerjakan seorangan penyandang disabilitas. Beliau menjelaskan bahwa keterbatasan bukan dijadikan sebagai barier tetapi jadikan itu sebagai suatu tantangan agar bisa tetap tumbuh untuk melangkah maju ke depan. 

Kak Zensa juga menjelaskan bahwa kita harus memberikan peluang yang sama bagi penyandang disabilitas, sehingga perusahaan Everidea Education juga membuat suatu project atau konten untuk memberikan edukasi dan kesetaraan bagi penyandang disabilitas yang dikemas dengan asyik dan menyenangkan. 

Namun, beliau juga menjelaskan bahwa terlalu susah untuk mengakui bahwa perusahaannya memberikan ruang inklusivitas karena pastinya tidak akan seratus persen memberikan kesetaraan yang sama pada setiap kelompok.

Terakhir, Pak Herbet Barimbing seorang Project Manager Program Bridges to the Future mengajak seluruh anggota masyarakat untuk mengubah pola pikir atau mindset. Tidak ada lagi perbedaan kelompok maupun komunitas. Semuanya punya hak yang sama dan harus diperlakukan dengan setara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline