Lihat ke Halaman Asli

Gawai sebagai Sarana Belajar

Diperbarui: 6 Oktober 2021   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : pixabay.com 

Zaman sekarang ini, siapa sih yang tidak tahu gawai, seperti handphone dan laptop?

Gawai sebenarnya sudah ada sejak lama dan terus dikembangkan sampai sekarang. Namun, belum banyak kalangan masyarakat yang dapat mencicipinya.  Baik itu karena dinilai susah untuk dipelajari, ataupun keterbatasan materi untuk dapat membelinya.

Dengan adanya pandemi ini, hal ini seakan menjadi momentum untuk dapat 'memaksa' setiap kalangan masyarakat untuk dapat menggunakan gawai untuk setiap keperluan keseharian mereka. 

Sejatinya, gawai diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia. Namun beberapa hari kebelakang, gawai nampaknya hanya digunakan sebagai media entertainment.  Adanya pandemi mengakibatkan segala sesuatu harus dikerjakan dari rumah, termasuk juga sekolah dan belajar.

Namun pada zaman sekarang ini, tidak dipungkiri bahwa kebanyakan anak malah lebih senang menggunakan gawainya untuk bermain game daripada untuk belajar. 

Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagi para pendidik agar anak didik dapat paham betul kegunaan gawai dan dapat mengoptimalkan penggunaannya bagi anak didik. 

Gawai dapat menjadi pedang tajam bermata dua, yang dapat berdampak baik jika digunakan dengan bijak, seperti untuk mendapatkan informasi, berinteraksi dengan teman, atau digunakan untuk membagikan sesuatu yang baik dan berdampak bagi orang sekitar, dalam hal kecil mungkin bisa digunakan untuk membagikan materi pelajaran. 

Disisi lain, bagi anak didik yang menggunakan gawai diluar pengawasan pendidik, dapat membuat mereka malas belajar karena hanya bermain game saja, dapat juga membuat mereka percaya akan berita hoax karena tidak didampingi pendidik dalam penggunaannya.

Oleh karena itu, pentingnya orang-orang dengan bidangnya masing-masing berkontribusi dalam masalah sosial ini. Misalnya, untuk para engineer dapat membuat aplikasi yang menarik dan membuat peserta didik tidak merasa bosan dalam belajar. Untuk para influencer juga dapat membuat konten pada media sosialnya untuk mengedukasi para anak didik untuk dapat membagi waktu penggunaan gawai antara bersenang-senang dan belajar.

Anak didik pun harus punya kesadaran diri akan tugasnya, yaitu belajar. Dengan adanya gawai, baiklah digunakan untuk hal positif yang dapat mendukung kegiatan sekolah dan tidak hanya untuk bermain saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline