Lihat ke Halaman Asli

Difabel Inspiratif: Kisah Ibu Vian Seorang Disabilitas Fisik yang Ingin Mendirikian SLB Gratis

Diperbarui: 16 November 2022   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pendidikan adalah salah satu aspek yang tidak pernah lepas dari kehudupan kita. Hal ini dikarenakan, untuk masuk di dunia kerja kita dituntut untuk memiliki riwayat pendidikan yang dibuktikan dengan ijazah baik SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. 

Tidak heran, jika banyak orang berlomba-lomba dalam menempuh pendidikan. Namun, bagi sebagian orang pendidikan masih sulit untuk digapai baik karena keterbatasan ekonomi, aksebilitas, hingga fisik. 

Dalam penerapannya pendidikan terbagi atas pendidikan reguler, pendidikan inklusif, dan pendidikan luar biasa. Pendidikan reguler adalah pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan kurikulum tertentu dimana semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama. 

Disamping itu, pendidikan inklusif adalah pendidikan yang memberikan layanan khusus terhadap mereka yang memiliki kelainan dan pelaksanaannya bersamaan dengan siswa normal dalam satu ruang yang sama. 

Terakhir, pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang disusun secara khsusus bagi mereka yang memiliki keunikan dan penerapannya juga berbeda dengan pendidikan reguler.

Komponen pendidikan terdiri dari tenaga pendidik dan anak didik. Tenaga pendidik berperan memberikan transfer ilmu pada anak didiknya akan tetapi dalam pelaksanaannya terdapat tenaga pendidik yang kesulitan dalam melaksanakan perannya sebagai pengajar. 

Salah satunya pada tenaga pendidik difabel. Mereka kesulitan dalam mendaftar sebagai pengajar karena harus memenuhi persyaratan tertentu. 

Selain itu, kompetensi mereka kadang tidak diakui hanya karena keterbatasan fisik. Sama halnya dengan kisah Ibu Vian seorang disabilitas fisik yang sering kali mengalami hambatan dan tantangan ketika menjadi tenaga pendidik.

Ibu Vian adalah seorang disabilitas fisik yang menjadi tenaga pendidik di SLB Star Kids. Akan tetapi, sebelum beliau menjadi tenaga pendidik di SLB tersebut beliau sempat mengalami pengalaman tidak menyenangkan. 

Berdasarkan pemaparannya, beliau menceritakan "sebelum masuk SLB Star Kids saya mencoba mendaftar menjadi tenaga pendidik di SLB YPAC untungnya diterima tapi hanya disuruh menjadi tukang bersih-bersih asrama. Kemudian saya tolak karena merasa ilmu saya waktu kuliah sia-sia. Selanjutnya, saya mendaftar di SLB Bintoro tapi tidak diterima, kemudian saya ikut program Yayasan Sapda di Yogyakarta untuk menambah kegiatan baru, kemudian saya mendaftar menjadi guru di SLB Star Kids untungnya diterima. Sampai sekarang saya tetap menjadi guru di SLB Star Kids" ucap Bu Vian.

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline