Lihat ke Halaman Asli

Evaristus Cahya

Menulis bagian dari hobiku.

KB TK Marsudirini Sang Timur Salatiga Gelar P5, Belajar Kearifan Lokal

Diperbarui: 25 September 2024   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serunya P5 (dokpri)

Salatiga,  -- KB-TK Sang Timur Marsudirini Salatiga menggelar kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema kearifan lokal yang berfokus pada makanan tradisional. Kegiatan yang berlangsung selama tujuh kali pertemuan  ini dimulai pada Selasa, 17 September 2024, dengan berbagai aktivitas menarik yang melibatkan para siswa dalam mengenal dan mengolah makanan khas Indonesia.

Pada hari pertama, anak-anak diperkenalkan dengan konsep makanan tradisional melalui tayangan video edukatif. Keesokan harinya, siswa diajak untuk lebih dekat dengan bahan pangan lokal, yaitu singkong. Banyak dari mereka yang baru pertama kali melihat dan mengenal singkong secara langsung. Dalam kegiatan ini, anak-anak diajak untuk mengupas, mencuci, merebus, dan tentunya menikmati singkong yang telah mereka olah sendiri. Keseruan terjadi ketika mereka makan bersama, menambah kebahagiaan karena pengalaman baru ini dibagikan bersama teman-teman.

Kebersamaan (dokpri)

Hari selanjutnya, siswa diajak mengunjungi Pasar Jetis, pasar tradisional yang berlokasi tidak jauh dari sekolah. Kunjungan ini menjadi pengalaman yang sangat menarik bagi para siswa yang sebagian besar belum pernah berbelanja di pasar tradisional. Mereka dengan antusias melihat dan mengenal berbagai bahan makanan seperti sayuran, buah-buahan, hingga makanan tradisional seperti grontol, sawut, dan ketan lopis.

Masak Bersama (dokpri)

Melanjutkan kegiatan, anak-anak diajak ke Home Industry Snack 88 di Benoyo, Salatiga, untuk melihat dan terjun langsung dalam proses pembuatan makanan tradisional. Mereka belajar membuat sawut, olahan dari parutan singkong yang dicampur gula dan diberi pewarna makanan. Suasana ceria dan antusias mewarnai kegiatan ini, terutama saat anak-anak berlomba untuk mengaduk adonan singkong dengan warna pilihan mereka. Setelah dikukus dan dicetak, hasil olahan sawut tersebut dinikmati bersama dan dibawa pulang.

Bersama Guru dan Komite (dokpri)

Pada hari-hari berikutnya, siswa TK B dan TK A secara bergiliran melanjutkan kegiatan memasak. Anak-anak TK B memasak bola ubi, sementara TK A memasak es onde-onde celup. Kebahagiaan terpancar di wajah mereka, terutama saat mereka menikmati hasil masakan bersama-sama. Es onde-onde celup menjadi favorit, dengan berbagai pilihan topping seperti jelly, marshmallow, dan es krim yang menambah keseruan makan bersama.

Kegiatan P5 ini tidak hanya mengenalkan makanan tradisional kepada siswa, tetapi juga memberikan pengalaman langsung yang tak terlupakan. Guru dan komite sekolah berharap, melalui kegiatan ini, anak-anak dapat lebih menghargai kearifan lokal serta mengenang momen kebersamaan ini sebagai pengalaman berharga. # Evaristus dan Lusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline