Lihat ke Halaman Asli

Evaristus Cahya

Menulis bagian dari hobiku.

Stella Matutina Berbagi Takjil Gratis

Diperbarui: 9 April 2022   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagi 1 (dokpri)

Berbagi takjil  merupakan wujud kepedulian dan rasa sayang kepada umat Muslim yang melaksanakan puasa. Jumat (8/4) SMP Stella Matutina melakukan berbagi takjil gratis tepat di depan sekolah di jalan Diponegoro 53 Salatiga. 

Dikomandoi oleh Ibu Virene Irida Pr, S.Pd selaku wakil kepala sekolah beserta Ibu Erma Kusumawati, S.Psi selaku seksi kesiswaan sekolah, membagikan lebih kurang 150-an takjil.

Bersama bapak ibu guru dan karyawan membagikan takjil dengan suasana hati senang. Walau tak seberapa ini perwujudkan perhatian kami kepada umat muslim yang berpuasa dan sedang melintas di jalan depan sekolah. 

Kegiatan ini sudah kesekian kalinya diadakan, jadi tahun-tahun sebelumnya sudah berlangsung. Karena menjadi hal baik maka berbagi takjil menjadi budaya Stella ketika bulan ramadhan.

Berbagi 2 (dokpri)

Sekitar pukul 16.45 acara ini dimulai. Diwali dengan doa bersama supaya kegiatan berbagi ini lancar dan disambut baik oleh masyarakat. Ternyata warga yang melintas pun merasa terbantu dan riang pula mendapatkan sedikit rejeki takjil. Senyum cerita banyak kami lihat saat mereka menerima takjil.

Berbagai 3 (dokpri)

Ya, Salatiga tahun ini masih bertengger di posisi tiga besar kota tertoleran di Indonesia. Sebelumnya sempat menjadi nomor satu loh, kota tertoleransi di negeri ini. Ini mungkin bagian dari rasa toleransi yang terjaga dari masyarakat, seperti pada pembagian takjil kali ini. 

Sekolah katolik berbagi untuk saudara- saudari yang muslim. Semoga saat- saat seperti ini selalu ada dan menjadi rutinitas yang baik setiap bulan puasa.

Berbagi takjil tidak hanya pada Jumat kemarin saja. SMP Stella Matutina sudah mengagendakan beberapa  kesempatan berbagit takjil dengan menggandeng OSIS, setiap kelas sehingga anak-anak juga teredukasi bahwa membantu itu dimulai sejak dini. (Maunya setiap hari, tetapi karena banyak agenda lain maka teragenda beberapa kali) Sehingga ke depan ini menjadi karakter baik untuk mereka. Membantu tanpa melihat siapa, agama apa. Namun, membantu secara ikhlas dan rasa bahagia. Biarlah Tuhan yang menilai bukan manusia.

Evaristus Cahya Triastarka

Pendidik di SMP Stella Matutina Salatiga




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline