Pandemi belum berakhir, siswa- siswi tetap melaksanakan pembelajaran secara daring. Segala tugas, ulangan, dan penjelasan materi masih menggunakan (dalam jaringan) daring. Banyak evaluasi yang diperlukan demi nilai luhur calon penerus bangsa.
Budaya kejujuran tetap menjadi prioritas dalam proses pembelajaran, walau tentu tidak mudah dalam pengecekannya bagi guru di sekolah. Perlu kerja sama dengan orang tua (yang anaknya SD/SMP/SMA) di rumah dalam budaya kejujuran saat mengerjakan tugas atau ulangan.
Nilai dalam pembelajaran itu penting, tetapi budaya jujur tidak kalah penting. Secara logika untuk mendapatkan nilai baik itu mudah, tugas selalu dikumpulan dan tepat waktu.
Dengan begitu guru tentu akan memberikan skor minimal ( Kriteria Ketuntasan Minimal) KKM. Walau ada guru yang saklek sehingga skor apa adanya tanpa ada apresiasi untuk siswa-siswi dalam mengerjakan tugas tersebut.
Jika tugas sangat sulit, siswa-siswi sejatinya bisa bertanya kepada orang tua, tetangga, teman, dan lainnya. Internet pun selalu menyediakan pemecahan masalah dan tugas yang ada, minimal banyak tutorial atau referensi berhubungan dalam penyelesaian tugas. Ini menjadi jalan untuk berani bertanya kepada orang lain dan semangat mencari solusi dari permasalahan yang ada.
Namun, saat ulangan harian, ulangan tengah semester, hendaknya siswa mengerjakan sendiri. Budaya jujur diuji dalam proses ini. Orang tua tidak perlu memberitahu jawaban, siswa mengerjakan juga berdasarkan hasil belajarnya tidak perlu membuka buku atau buka internet (Asumsi ulangan tidak buka buku).
Kejujuran ini dibutuhkan untuk mendapatkan pembiasaan anak mengerjakan mandiri. Jika nilai ulangan baik tetapi yang mengerjakan orang tua, buka buku, internet ya sama saja bohong. Yuk, buat generasi muda kita berani belajar jujur dalam pembelajaran. Ini bagian karakter yang diperlukan sejak dini demi terwujudnya sumber daya manusia Indonesia yang jujur dan bermartabat.
Mendapatkan nilai tinggi tetapi dikerjakan orang tuanya? Jangan sampai seperti ini ya. Mari tetap berani berproses yang elegan dan baik. Ingat kita hidup bukan dari sekadar angka- angka di rapor tetapi semua butuh proses dan dedikasi kita. Merdeka.
E. Cahya Triastarka, S.Pd/ Salatiga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H